Lettu dr. Bayu Indra Utama
PSIKOLOGI
KONSELING
ii Psikologi Konseling
psikologi konseling
Penulis : Dr. Hj. Taty Fauzi M, Pd
Lettu dr. Bayu Indra Utama
Editor : Tim Penerbit
Diterbitkan oleh:
PentasGrafika Pusblishing
Alamat:
Jl. Grand Galaxy City Central Park 3
Jaka Setia, Bekasi Selatan – Jawa Barat – 17148
website : https://www.pentasgrafika-publishing.com
Email : pentasgrafika@gmail.com
Telp/HP : 081211444295
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau
seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun
elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.
Cetakan Pertama, Maret 2023
Perancang kulit, Tim Desain
Penata Letak, Tim Desain Layout
Dicetak oleh Pentas Grafika
Sumber gambar cover: ………..
ISBN:
Psikologi Konseling iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT setelah buku
pertama yang berjudul Pelayanan Konseling Kelompok, penulis
kembali hadir mengisi referensi buku konseling dengan judul Psikologi
Konseling. Suatu kebahagiaan dapat berpartisipasi
dapat menambah jumlah rujukan buku untuk mahasiswa, guru
Bimbingan Konseling, Dosen Bimbingan Konseling, Dosen Psikologi
serta para praktisi pecinta layanan bimbingan dan konseling ditanah air.
Konselor dan praktisi bimbingan konseling harus mampu memahami
psikologi konseling agar dapat memahami dan dapat menjadikannya
sebagai acuan dalam praktik konseling.
Psikologi Konseling (counseling psychology).merupakan kegiatan
yang dibangun melalui interaksi dan komunikasi antara konseli dengan
psikolog atau konselor untuk mengidentifikasi persepsi, kebutuhan,
nilai, perasaan, pengalaman, harapan, dan ketuntasan masalah yang
dihadapi. Tujuannya tidak lain adalah untuk memecahkan masalahmasalah
psikologis serta menyadarkan konseli pada akar masalah
yang sebenarnya dihadapi hingga dapat menemukan solusi yang tepat
dengan pendampingan konselor atau psikolog. Salah satu disiplin ilmu,
yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling adalah psikologi,
bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi, dapat dilihat dari
tujuan, teori yang digunakan, dan proses penyelenggaraannya.
Buku ini mengkaji teori-teori, mengenal berbagai bidang profesi
sebagai helper, memahami persamaan dan perbedaan model- model
konseling, dan persoalan-persoalan yang menyebabkan seseorang
menjadi depresi dan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
membantu mereka. Istilah-istilah psikologi digunakan dan diadopsi
sebagai dasar konseptual, sosial, dan histori. Kerangka kerja bimbingan
dan konseling yang luas untuk memahami penjelasan tentang konsepkonsep
teori konseling dan implementasinya di masyarakat. Kontribusi
psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar, ia tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan. Dukungan yang diberikan bersifat objektif
dan memberikan pandangan- pandangan baru sehingga konseli dapat
iv Psikologi Konseling
berpikir luas dan jernih sehingga memungkinkan terjadinya perubahan
prilaku setelah menerima layanan konseling.
Sebagai penutup kata penulis menghaturkan terimakasih yang tak
terhingga pada keluarga, sahabat, yang telah membantu memberikan
masukan hingga buku psikologi konseling ini dapat diterbitkan. Semoga
Allah SWT memberikan limpahan rakhmat kepada
kita semua. Kepada Suami dan, anak-anakku, yang senantiasa
memberikan dukungan hingga buku ini selesai dan dapat diterbit
semoga dapat menjadikan penyemangat untuk terus berkarya. Penulis
berharap buku psikologi konseling ini dapat bermanfaat bagi kehidupan
dan dunia pendidikan di tanah air. Amin.
Palembang,
Desember 2022
Penulis
Psikologi Konseling v
SAMBUTAN SEJAWAT
Syukur Alhamdulillah, Saya Dekan Fakultas Psikologi Universitas Bina
Darma Palembang Periode 2017- 2020 berbahagiah dan menyambut baik
dengan diterbitkannya Buku Psikologi Konseling. Pada hakikatnya dunia
konseling berada dalam perspektif psikologi dan komunikasi, dimaknai
sebagai upaya membantu, memandu, menyembuhkan, memfasilitasi,
memodifikasi, merestrukturisasi, mengembangkan, mempengaruhi,
mengkomunikasikan, dan mengorganisasikan segenap kemampuan
individu. Melalui komunikasi seseorang dapat mengenal orang lain.
Secara pribadi dengan menggunakan komunikasi interpersonal hal-hal
yang penting dapat dibicarakan secara terbuka. Dalam konseling prinsip
keterbukaan ini menjadi dasar dalam proses layanan.
Sebagai teman sejawat saya mendapat sebuah penghargaan untuk
memberikan sambutan serta pandangan terhadap isi buku Psikologi
Konseling yang tentu saja diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu referensi bagi dosen, guru, praktisi konseling dan mahasiswa dalam
upaya membantu konseli mencapai kedewasaan dan kemandirian
sehingga dapat berpikir secara jernih. Isi buku yang membahas
makna konseling berdasar atas tinjauan bagaimana implementasi
pendekatan dalam praktek konseling dari masing-masing perspektif
yang menunjukkan suatu hubungan, dengan pandangan utama dalam
konteks sebuah layanan kemanusiaan. Sebagai sahabat Saya berharap
semoga penulis dapat terus berkarya didunia konseling dan dapat
menulis untuk kepentingan dunia pendidikan sehingga persoalanpersoalan
peserta didik disekolah, dikampus serta masyarakat secara
umum dapat di atasi dengan kolaborasi dengan berbagai profesi terkait
seperti halnya dokter, psikolog, alim ulama (uztad). Dengan mengucapkan
bismillahirohmanirohim saya ucapkan selamat dan apresiasi yang
tinggi kepada Sdr. Dr. Hj. Taty Fauzi, M.Pd atas terbitnya buku Psikologi
Konseling, dengan iringan do’a semoga karya- karya berikutnya dapat
dihasilkan.
Palembang, Desember 2018,
Dekan
Fakultas Ilmu Komunikasi UBD Palembang
Prof. Dr. Hj. Isna Wijayani, M.Si
vi Psikologi Konseling
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………… iii
Sambutan Sejawat……………………………………………………………………. v
BAB 1 PERAN PSIKOLOGI…………………………………………………………… 1
A. Memahami Psikologi sebagai Modal Dalam Mendidik dan Mem. .
bimbing………………………………………………………………………….. 1
B. Psikologi Dalam Bimbingan Konseling…………………………………. 5
BAB 2 PENGENALAN TERHADAP PROFESI…………………………………….. 15
A. Definisi Profesi…………………………………………………………………. 15
B. Definisi Psikolog………………………………………………………………. 17
B. Definisi Psikiater………………………………………………………………. 18
B. Definisi Konselor……………………………………………………………… 20
B. Perbedaan Guru BK dan Psikolog……………………………………….. 23
BAB 3 MANFAAT KONSELING……………………………………………………… 27
A. Kajian Manfat Psikologi Konseling………………………………………. 27
B. Memanfaatkan Hypnoterapy dalam Trauma Psikologis…………. 30
BAB 4 BIMBINGAN KONSELING SEBAGAI UPAYA MEMBANTU………….. 43
A. Bimbingan Konseling sebagai Upaya Membantu………………….. 43
B. Sikap dan Keterampilan Konselor……………………………………….. 51
C. Penyimpanan dan Penggunaan Informasi dalam Konseling…… 53
D. Rekaman Data Konseling…………………………………………………… 53
BAB 5 EMOSI DALAM KONSELING……………………………………………….. 61
A. Definisi Emosi………………………………………………………………….. 61
B. Pandangan Para Ahli tentang Emosi……………………………………. 63
C. Emosi dan Ekspresi…………………………………………………………… 65
D. Kognisi dalam Konseling……………………………………………………. 72
E. Motivasi dalam Konseling…………………………………………………. 80
Psikologi Konseling vii
BAB 6 TEORI PSIKOLOGI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING………… 85
A. Teori Psikoanalisis……………………………………………………………. 85
B. Teori Behavioral………………………………………………………………. 93
C. Teori Humanistik……………………………………………………………… 98
D. Teori Analisis Transaksional……………………………………………….. 104
E. Teori Rational Emotive Behavior Therapy………………………….. 112
F. Teori Realitas…………………………………………………………………… 118
G. Teori Client Centered……………………………………………………….. 128
H. Teori Gestalt……………………………………………………………………. 132
I. Teori Elektik (Konseling Integratif)……………………………………… 146
BAB 7 KEKUATAN KOMUNIKASI DALAM KONSELING………………………. 165
A. Perilaku Nonverbal dalam Konseling…………………………………… 166
B. Perilaku Verbal dan Non-Verbal Konselor……………………………. 168
C. Teknik Komunikasi dalam Konseling……………………………………. 170
D. Bentuk Komunikasi…………………………………………………………… 173
E. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal…………. 175
F. Konsep Diri……………………………………………………………………… 177
G. Dimensi Konsep Diri…………………………………………………………. 179
H. Konsep Diri dan Perilaku…………………………………………………… 182
I. Klasifikasi Konsep Diri……………………………………………………….. 183
J. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsep Diri……………………… 184
K. Komponen Konsep Diri…………………………………………………….. 185
L. Teori Johari Windows……………………………………………………….. 188
M. Seperti Apakah Jendela Ideal…………………………………………….. 195
BAB 8 KESEHATAN MENTAL………………………………………………………… 197
A. Bagaimana Instagram Membuka Tabir Depresi……………………. 204
B. Upaya Preventif terhadap Aksi Bunuh Diri…………………………… 206
C. Pencegahan Sekunder dan Tersier……………………………………… 220
D. Proses dan Tahapan Konseling…………………………………………… 221
viii Psikologi Konseling
BAB 9 HAK-HAK ANAK DAN PENELANTARAN ANAK……………………….. 225
A. Hak-Hak Anak………………………………………………………………….. 227
B. Tahap Perkembangan Anak……………………………………………….. 228
C. Kekerasan, Penyiksaan dan Penelantaran anak……………………. 230
D. Penyiksaan Emosional………………………………………………………. 232
E. Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat…………………………….. 233
F. Hakikat Perlindungan Anak……………………………………………….. 235
G. Dampak Psikologis Anak yang Mengalami Kekerasan……………. 237
BAB 10 EUTHANASIA………………………………………………………………… 243
A. Sejarah Euthanasia…………………………………………………………… 243
B. Pengertian Euthanasia……………………………………………………… 247
C. Pro dan Kontra Euthanasia………………………………………………… 248
D. Pandangan Masyarakat Terhadap Euthanasia………………………. 250
E. Makna Sakit bagi Seorang Muslim……………………………………… 255
BAB 11 PERKEMBANGAN ERA DIGITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP .
PERILAKU…………………………………………………………………….. 259
A. Perkembangan Teknologi Digital………………………………………… 260
B. Pengaruh Digital pada Psikofisik…………………………………………. 262
C. Pengertian Narkolema……………………………………………………… 263
D. Upaya Preventif dan Kuratif yang Dapat Dilakukan……………….. 271
E. Pengertian Bimbingan Teman Sebaya…………………………………. 273
F. Sejarah Konseling Sebaya………………………………………………….. 274
G. Langkah-Langkah Pelatihan Pembimbing Sebaya…………………. 277
BAB 12 TOXIC PEOPLE……………………………………………………………….. 279
A. Pernahkah Mendengar Istilah Toxic People?………………………… 280
B. Faktor Pemicu Perilaku Toxic……………………………………………… 282
C. Ciri-Ciri Toxic People…………………………………………………………. 283
D. Ada Beberapa Hal dapat dilakukan Jika Berhadapan dengan Seseorang
yang Toxic…………………………………………………………….. 285
E. Fungsi dan Peran Guru Bimbingan Konseling (BK di sekolah)…. 286
Psikologi Konseling ix
DAFTAR KEPUSTAKAAN……………………………………………………………… 289
GLOSARIUM……………………………………………………………………………. 293
INDEKS…………………………………………………………………………………… 313
PROFIL PENULIS……………………………………………………………………….. 322
Psikologi Konseling 1
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Bab 1
Peran Psikologi
A. Memahami Psikologi Sebagai Modal Dalam
Mendidik dan Membimbing
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari prilaku manusia dengan
lingkungan disekitarnya. Sedangkan konseling merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh akhli untuk membantu seseorang atau kelompok
memecahkan masalah yang sedang dihadapi secara bersama-sama.
Seorang calon konselor harus mampu melakukan kegiatan konseling,
untuk itu ia harus memiliki kemampuan dan memahami psikologi.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche artinya jiwa dan logos
artinya ilmu pengetahuan. Berdasarkan istilah tersebut psikologi adalah
ilmu yang mempelajari prilaku, baik mengenai gejalanya, prosesnya
dan atau latar-belakangnya. Memahami psikologi bagi seorang konselor
adalah penting, karena merupakan salah satu dasar untuk membantu.
Psikologi merupakan ilmu terapan yang jika dipandang dari dua
disiplin ilmu yang berbeda antara psikologi dan pendidikan. Psikologi
lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia, dan
alam sehingga psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha untuk memahami prilaku manusia, memahami bagaimana
cara berpikir dan perasaannya. Sedangkan pendidikan asal kata didik,
kemudian ditambahkan awalan menjadi mendidik, mengandung arti
memelihara dan memberi latihan. Selanjutnya dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia mendidik adalah suatu proses pengubahan sikap dan
prilaku individu atau kelompok sebagai upaya untuk mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Seorang guru harus
menguasai kedua disiplin ilmu tersebut. Guru dalam menjalankan
2 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
perannya sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi peserta didik,
dituntut memahami tentang berbagai aspek prilaku dirinya maupun
prilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama prilaku
peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan
tugas dan perannya secara efektif.
Psikologi dan Pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu yang
harus menyatu dalam kehidupan guru karena untuk membantu
membelajarkan dan membentuk prilaku peserta didik menjadi
sesuai dengan tujuan belajar, ilmu psikologi dapat membantu guru
menyelesaikan masalah-masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia, psikologi pendidikan
adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat
dengan penemuan- penemuan dan menerapkan prinsip-prinsip serta
cara-cara untuk meningkatkan keefisien di dalam belajar. Penguasaan
guru terhadap psikologi pendidikan adalah wajib, kompetensi yang
harus dikuasai guru, kompetensi pedagogik. Dengan memahami
psikologi pendidikan, guru melalui pertimbangan-pertimbangan
psikologisnya dapat, menentukan bentuk perubahan prilaku
seperti apa yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. dengan
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi prilaku individu
dan menghbungkannya dengan teori- teori perkembangan individu
sebagai berikut:
- Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai;
dengan memahami psikologi pendidikan guru dapat menentukan
strategiatau metode pembelajaran yang tepat sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar serta tingkat perkembangan yang sedang
dialami peserta didik - Memberikan bimbingan; tugas dan peran guru, selain
melaksanakan pembelajaran, diharapkan dapat pula membimbing
peserta didiknya. Dengan memahami psikologi pendidikan, guru
dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar,
melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan
dan keakraban
Psikologi Konseling 3
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Memfasilitasi dan memotivasi peserta didik; artinya berusaha
untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta
didik, seperti bakat, minat, dan kecerdasan. Tanpa memahami
psikologi pendidikan, guru akan mengalami kesulitan mewujudkan
dirinya sebagai fasilitator, dan motivator bagi peserta didik - Menciptakan iklim belajar yang kondusif; efektivitas pembelajaran
membutuhkan iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman
psikologi pendidikan memungkinkannya dapat menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga peserta
didik dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan - Berinteraksi secara tepat dengan peserta didik; pemahaman guru
tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk mewujudkan
interaksi dengan peserta didik dengan lebih bijak, empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di gugu dan ditiru.
Alasan mengapa psikologi menjadi dasar bagi penyelenggaraan
pendidikan dan konseling, karena manusia adalah makhluk yang unik
dan memiliki kepribadian yang bebeda. Guru dan konselor harus
mampu memahami setiap perbedaan yang mereka miliki sehingga
dapat memahami dan mengetahui sifat-sifat dasar manusia dan dapat
membantunya dalam pengembangan diri sebagai berikut: - Memahami perbedaan individu; bahwa seorang guru harus
berhadapan dengan sekelompok peserta didik di dalam kelas
atau di luar kelas. Ia akan berhadapan dengan karakteristik dan
perberbeda-bedaan, oleh karena itu sangat penting untuk
memahami perbedaan pada berbagai tingkat pertumbuhan dan
perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif
dan efisien dalam mencapai hasil yang maksimal - Iklim belajar yang nyaman dan kondusif di dalam kelas; dengan
memahami ruang kelas dan penempatan posisi duduk dalam
proses pembelajaran membantu guru menyampaikan materi
secara efektif sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan
baik. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat
dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda, untuk
hasil proses belajar mengajar yang lebih baik.
4 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Metode Pembelajaran; memberikan bimbingan untuk diberikan
pada peserta didik. Guru harus dapat memainkan peran yang
berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran,
tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik.
Bimbingan merupakan salah satu jenis bantuan untuk memecahkan
masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi
pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan
pendidikan dan kejuruan yang diperlukan pada setiap tingkat usia
yang berbeda-beda - Mengevaluasi hasil pembelajaran; guru harus dapat melakukan dua
kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi.
Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar peserta
didik. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru
dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran yang lebih adil, baik
dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip- prinsip evaluasi maupun
menentukan hasil belajar. Evaluasi ini sangat penting agar dapat
mengetahui perkembangan peserta didiknya.
Memahami perbedaan peserta didik adalah salah satu upaya
mencerdaskan anak bangsa dalam mencapai tujuan pendidikan
sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 di atas. Realitas globalisasi
dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi yang
begitu pesat, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh
lebih besar jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan
terhadap perkembangan para generasi bangsa, dan akan dapat
menghambat pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana diamatkan
oleh UUD 1945. Dampak negatif dari globalisasi, modernisasi dan
perkembangan teknologi yang begitu pesat terhadap perkembangan
generasi bangsa bukan merupakan rahasia lagi. Hampir setiap hari kita
disuguhi dengan informasi-informasi mengenai pelajar yang membolos
sekolah dan keluyuran dijalanan, pelajar yang terlibat perkelahian,
seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan masih banyak lagi. Fenomena
prilaku di atas, harus segera dihentikan, dan ini menuntut keterampilan
tenaga pendidik dalam memahami perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik jika menginginkan para pelajar tersebut
tidak gagal di bangku sekolah dan tidak kehilangan masa depan mereka.
Psikologi Konseling 5
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Idealnya setiap guru dapat mengawasi prilaku peserta didiknya
secara intensif, tetapi pada kenyataannya semua itu tidak dapat
dilakukan karena guru juga adalah pribadi yang memiliki tugas-tugas
lain dan masing-masing telah ditugaskan sebagai guru produktif, guru
adaptif serta guru normatif. Untuk mengatasi pembagian tugas dan
tanggung jawab tersebut upaya kolaborasi antar ketiga jenis guru
tersebut terus ditingkatkan.
B. P sikologi Dalam Bimbingan dan Konseling
Seperti halnya penjelasan sebelumnya bahwa psikologi adalah dasar
dalam melaksanaan pendidikan dan upaya bantuan pada seseorang,
atau sekelompok orang. Bimbingan dan Konseling adalah bagian integral
dari pendidikan. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan
secara profesional orang seseorang yang akhli, oleh karena itu pijakan
yang kokoh harus didukung oleh banyak landasan, dan didukung oleh
hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya
pijakan yang jelas dan kokoh, pengembangan layanan bimbingan dan
konseling baik teori maupun prakteknya dapat memberikan manfaat
yang sangat besar, khususnya umat manusia. Landasan dalam praktik
bimbingan dan konseling yang kokoh, memiliki pendukung (konselor)
sebagai pelaku utama dari bimbingan dan konseling tersebut. Lima
landasan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling, sebagai berikut: - Landasan Filosofis adalah: landasan yang mendudukkan pendidikan
dari makna dan hakikat pendidikan itu sendiri yang bersifat filsafat.
Dalam bahasa Yunani filsafat adalah Filoshopia atau Philein artinya
mencintai, sedangkat Sophos atau Sophis artinya hikmah, arif,
atau bijaksana. Dari kata tersebut lahirlah kata dalam bahasa
Inggris philosophy apabila diartikan adalah “cinta kearifan”. Filsafat
sebagai landasan bimbingan dan konseling bermakna bahwa
filsafat menyediakan dasar pijakan bagi bimbingan dan konseling
untuk berdiri. Filsafat berusaha membimbing, mengarahkan
semua praktek konseling, praktek konseling yang tidak memiliki
landasan filosofis akan mengalami kekosongan makna. Landasan
6 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
filosofis yang baik, akan membawa konseli dari manusia yang apa
adanya menjadi manusia yang paripurna, ideal, menurut kaedah
kebenaran sesuai dengan hakikat dan sifat manusia, sebagai
pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal - Landasan Religi: sesungguhnya kehidupan manusia di dunia
berhubungan dan berpengaruh terhadap kehidupan di akhirat. Hal
ini bermakna bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari
agama. Keyakinan bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang diberi
tugas sebagai khalifah di muka bumi harus difungsikan oleh manusia
itu sendiri. Implementasi unsur-unsur agama dalam konseling tidak
berarti memfungsikan konselor sebagai ulama, tetapi dilakukan
sesuai dengan kebutuhan konseli. Konseli memiliki kebebasan
untuk menentukan nasibnya sendiri. Landasan religius memberi
arah bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, sikap yang
mendorong perkembangan kehidupan manusia disesuaikan
dengan kaidah-kaidah agama, alasan mengapa landasan religius
dimasukkan dalam konseling adalah agar manusia sebagai konseli
yakin dan percaya bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
alat dalam membantu perkembangan dan pemecahan masalah
yang ia hadapi. Sekalipun di Amerika agama tidak menjadi bagian
dalam proses layanan bimbingan dan konseling, namun Indonesia
sebagai negara berketuhanan memasukkan unsur- unsur agama
ke dalam layanan dan syah-syah saja sepanjang sesuai dengan
kebutuhan dan tidak memaksa konseli yang tidak seagama dengan
konselor. - Landasan Pendidikan: pendidikan sebagai sarana untuk menjamin
kelangsungan hidup manusia. Pendidikan sebagai salah satu
lembaga sosial yang universal berfungsi sebagai sarana reproduksi
sosial, ditinjau dalam tiga aspek yaitu a) upaya pengembangan
memanusiakan manusia. Manusia akan dapat menjadi manusia
melalui pendidikan, tanpa pendidikan manusia tidak akan
mampu mengembangkan dimensi individual, dimensi sosial dan
keberagamaanya, b) bimbingan dan konseling mengembangkan
proses belajar, dan menanamkan kesadaran belajar. c) pendidikan
merupakan inti tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan
Psikologi Konseling 7
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
konseling, yang dapat memberi penguatan pada tujuan
pendidikan sebagaimana isi program layanan bimbingan dan
konseling yang meliputi aspek dan tugas-tugas perkembangan
individu, kematangan pendidikan karier, kematangan personal dan
emosional, serta kematangan sosial pada jenjang pendidikan dasar
(SD, SMP dan SMA/SMK). Hasil-hasil bimbingan dan konseling
dapat menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya - Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman bagi konselor tentang prilaku individu yang menjadi
sasaran. Guru BK atau konselor sekolah, wajib memahami
aspek-aspek psikologis pribadi konseli sebagai peserta didik
Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian
psikologi perlu dikuasai oleh konselor seperti’ motif dan motivasi,
pembawaan dan lingkungan, perkembangan individu, belajar dan
kepribadian. - Landasan sosial-budaya adalah landasan yang dapat memberikan
pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan
kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi indidvidu.
Sejak kelahirannya, manusia telah didik dan dibelajarkan untuk
mengembangkan pola-pola prilaku yang sejalan dengan tuntutan
sosial-budaya yang berada dilingkungannya. Kegagalan dalam
memenuhi tuntutan sosial budaya dapat menyebabkannya
terbelenggu dari lingkungan. Lingkungan sosial budaya yang
melatarbelakangi kehidupan individu yang berbeda menyebabkan
perbedaan dalam proses pembentukan prilaku dan kepribadian.
Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak dijembatani,
maka akan timbul konflik internal dan eksternal yang dapat
menghambat proses perkembangan pribadi dan prilaku individu
yang bersangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Dalam proses konseling komunikasi interpersonal akan terjadi
antara konselor dengan konseli, keduanya kemungkinan memiliki
latar sosial-budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003)
mengemukakan ada enam sumber hambatan yang dapat timbul
dalam komunikasi sosial dan penyesuaian diri antar budaya sebagai
8 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
berikut; a) perbedaan bahasa, b) komunikasi nonverbal, c) stereotipe,
d) kecenderungan menilai, e) landasan sosial-budaya, f) landasan ilmu
pengetahuan (ilmiah) dan teknologi. Selanjutnya dalam praktik layanan
bimbingan dan konseling, ada beberapa kajian psikologi yang perlu
dikuasai oleh konselor adalah tentang: - Motif dan motivasi; motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan
yang menggerakan seseorang untuk berprilaku baik atau motif
primer, yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki
oleh individu semenjak lahir. Motivasi berarti keadaan internal
organisme manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu. Motivasi sebagai kekuatan atau energizer yang mendorong
manusia untuk bersikap bertingkah laku secara terarah. Konselor
harus dapat memahami apa motif dan motivasi yang dimiliki oleh
konselinya sehingga mengetahui arah prilaku konseli - Pembawaan dan lingkungan; faktor pembawaan dan lingkungan
merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kajian motif
dan motivasi. Kedua faktor ini merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan prilaku individu. Faktor pembawaan
merupakan faktor yang dibawa individu sejak lahir dan merupakan
yang faktor potensial. Ada yang memiliki potensial tinggi dan
ada yang rendah tergantung dari lingkungan. Peran lingkungan
diperlukan untuk membantu mengoptimalkan potensi yang
dimiliki oleh individu tersebut. Tidak hanya pembawaan piskologis
saja tetapi pembawaan fisiologis juga mempengaruhi mental dan
kepribadian individu. Beberapa individu ada yang tidak percaya
diri dengan kekurangan yangia miliki, sehingga menimbulkan
dampak yang sangat besar bagi perkembangan mental individu dan
diperlukan penanganan yang baik. Sedangkan lingkungan adalah
keadaan sekitar individu meliputi lingkungan keluarga, masyarakat
dan lingkungan pertemanan. Meskipun individu memiliki
potensi yang tinggi jika tidak didukung oleh lingkungan maka
perkembangan potensinya tidak akan berkembang optimal. Maka
dalam kehidupan sosial, individu harus pandai memilih mana yang
baik dan mana yang tidak baik.
Psikologi Konseling 9
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Perkembangan individu; proses tumbuh dan berkembangnya
individu diawali sejak masa konsepsi (prenatal) hingga akhir
hayatnya, meliputi aspek psikomotorik, bahasa, kognitif,
kecerdasan, moral dan sosial. Setiap individu memiliki fase
perkembangan yang berbeda tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhi seperti hormon dan lingkungan. Ada individu
yang berkembang secara cepat tingkat intelegensi dan fisik,
ada juga yang lambat. Beberapa teori mengemukakan bahwa
perkembangan individu hampir sama dalam setiap jenjang seperti
pada tahap sensori motor dan tahap pra-opersional, tetapi secara
umum individu memiliki ciri khas masing-masing, oleh karena itu,
dalam menjalankan tugasnya, konselor harus memahami berbagai
aspek perkembangan, sekaligus dapat memberikan arah bagi
perkembangan untuk masa depan - Belajar sebagai rangkaian kegiatan untuk mengetahui sesuatu,
dan sekaligus konsep mendasar dalam psikologi. Belajar menjadi
penting karena akan berdampak bagi diri, terjadi perubahan
secara fisik atau perubahan prilaku. Setiap manusia hidup
pasti belajar, seseorang tidak dapat mempertahankan diri dan
mengembangkan dirinya tanpa belajar. Inti dari belajar adalah
menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan hal yang
sudah ada pada diri individu. Untuk memahami konseli konselor
harus mengetahui teori-teori belajar yang akan mempermudahnya
untuk mendiagnosis kesulitan konselinya - Kepribadian; kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam
diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan cara unik
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Unik sebagaimana
yang dimaksud adalah kualitas prilaku individu yang memiliki kekhasan
sehingga dapat diketahui individu tersebut berbeda dengan
yang lain. Keunikan tersebut didukung pula oleh faktor psikofisik,
misalnya struktur tubuh, hormon yang saling berpengaruh dan
menentukan kualitas prilaku individu tersebut. Seorang konselor
harus mengenal kepribadian yang dimiliki oleh konselinya karena
kepribadian menyangkut seluruh prilaku yang dilakukan oleh
individu tersebut. Mengenal kepribadian konseli akan sangat
10 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
membantu konselor dalam melakukan tindakan preventif dan
kuratif dalam memecahkan masalah
Psikologi sangat dominan memainkan perannya dalam proses
bimbingan dan konseling terutama yang berkaitan dengan prilaku
individu. Psikologi konseling, sebagai cabang dari psikologi menjadi
acuan dalam melakukan konseling. Dalam bahasa Yunani Kuno ψυχή
(Psychē yang berarti jiwa) dan λογία (logia yang artinya ilmu). psikologi
atau Psychology merupakan gabungan dan kata Psyche berarti jiwa
dan Logos adalah ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu
jiwa. Psyche atau jiwa sulit didefinisikan karena jiwa adalah objek
yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya. Istilah jiwa sudah jarang
digunakan dan diganti dengan istilah psikis. Agar pengertian psikologi
lebih jelas beberapa akhli sepakat untuk menyimpulkan bahwa psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkahlaku manusia,
sebagai individu dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah
laku tersebut adalah tingkah laku yang nampak dan tidak nampak,
tingkahlaku yang disadari dan tingkah laku yang tidak disadari.
Ilmu psikologi awalnya muncul atas dasar pemikiran para filsuf
pada zaman Yunani kuno, yaitu:
Tabel 1
Pemikiran Para Filsuf (Zaman Yunani Kuno)
No Tokoh Tahun Teori
1 Demokritos 460-362 SM
Pegetahuan manusia bergantung pada
indera yang menerima atom-atom dari
objek-objek di dunia
2 Heraclitus 530 SM Basis kehidupan alam semesta adalah
unsur api.
3 Anaximender 610-546 SM
Unsur udara merupakan sumber kehidupan
alam ini atau teori ini biasa disebut
pnuema
4
Thales (ahlimatematika
dan
astronomi)
640-546 SM
Unsur air adalah yang paling penting
dalam kehidupan
5 Parmenides Abad ke-6
SM
Perubahan dan hal-hal yang terjadi di
dunia adalah efek dari pengamatan dan
distorsi indera manusia.
Psikologi Konseling 11
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Mereka adalah penganut teori Naturalisme yaitu teori yang mengungkapkan bahwa
Naturalistik atau Natura atau alam adalah asal mula seluruh unsur yang ada di
bumi. Unsur fisik ditekankan sebagai penyebab berbagai prinsip kehidupan.
No Tokoh Tahun Teori
1 Hippocrates 460-377 SM
Cairan (humor) yaitu darah, lendir, kelenjar
hitam, dan kelenjar kuning, merupakan
unsur penting yang berpengaruh dalam
kesehatan manusia
2 Empedocles 500-430 SM Pengindaraan dari berbagai proses
stimulus.
3 Alcmaeon
Pentingnya indera pengelihatan atau
syaraf pada mata dan otak sebagai pusat
berpikir.
Biologis: adalah sebuah pendekatan psikologi, untuk mengetahui kondisi kehidupan
internal dan fisiologis manusia. Pengaruh dan faktor yang dipertimbangkan adalah
faktor hormon, gen, kromosom, otak, fisiologis dan neurologis yang mempengaruhi
prilaku manusia.
No Tokoh Tahun Teori
1 Hippocrates 500-450 SM Ilmu geometri.
2 Pythagoras 582-500 SM Ilmu geometri dan teori penginderaan.
Mathematis: menekankan dan mengeksplor bagian material sebagai prinsipprinsip
umum dalam kehidupan
No Tokoh Tahun Teori
1 Gorgias 480 – 411 SM Sesuatu tidak akan ada/eksis jika tidak
ditangkap oleh indera
2 Pythagoras 481 – 411 SM Informasi sensorik adalah hal yang penting
untuk mengetahui ilmu pengetahuan
Eklektik: sikap operasional dilakukan untuk pengamatan kehidupan sebagaimana
hidup itu berjalan. Teori ini dipelopori oleh kaum sofis yang membuat kampus
keliling, dan menyebarkan ajarannya kepada yang ingin mengetahui
No Tokoh Tahun Teori
1 Socrates 470-399 SM
Moralitas dan transenden atau hal yang
bertentangan dengan materialistik dalam
kehidupan man
12 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
2 Anaxagoras 488-428 SM
Nous atau pikirian dunia adalah yang
menciptakan keteraturan terhadap kekacauan
dunia.
Humanistik: pencarian penjelasan mengenai kehidupan manusia dengan mengamati
berbagai macam bentuk kehidupan lainnya.
Dua tokoh lainnya yang berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu psikologi adalah
Tabel 2
Perkembangan Ilmu Psikologi
No Tokoh Tahun Teori
1 Aristoteles (383-322 SM
- Dinamika alam dan keragaman
dalam studi. Karya lain tentang,
logika, Ilmu pengetahuan – IPA,
Biologi, Psikologi, Metafisika,
Estetika, Etika dan Politik - Orang pertama yang menempatkan
dasar- dasar metode ilmiah. - Aristoteteles menjadi insnpirasi,
berdasarkan dasar-dasar
pemikirannya.
2 427-347 SM - Interaksi antara manusia dan lingkungannya
merupakan faktor penting
untuk memahami kehidupan manusia,
atau membentuk mind- body
(pikiran-tubuh) yang disebut dualism - Plato mengungkap teori kejiwaanya
pada
politik. - Sebagai murid Socrates, ajaran dan
pemikiran Plato sangat terpengaruh
Socrates. - Ia menulis, buku berjudul Republik
buku yang hingga saat dijadikan sebagai
rujukan dalam pendidikan filsafat
dan politik di berbagai negara.
Bidang garapan ilmu psikologi sebagaimana dijelaskan di atas sangat
luas., sehingga dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan
dalam beberapa bidang kajian seperti :
Psikologi Konseling 13
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
- Psikologi perkembangan, cabang ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia sepanjang rentang kehidupannya (life spain) - Psikologi pendidikan, ilmu yang mempelajari tingkahlaku manusia
dalam situasi pendidikan. - Psikologi sosial, ilmu yang mempelajari tingkahlaku manusia dalam
berhubung- an dengan masyarakat - Psikologi industri, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
hubungan- nya dengan industri serta organisasi. - Psikologi klinis, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
yang sehat dan tidak sehat, normal dan tidak normal, dilihat dari
berbagai aspek psikis
Pada abad 20 manusia baru mengenal konseling (guidance)
muncul karena kompleksitas kehidupan manusia yang penuh dengan
persaingan dan dilema. Dalam kehidupannya, manusia tidak terlepas
dari rangkaian peristiwa yang menyebabkan munculnya masalah
dan mengakibatkan stress. Secara tradisional alternatif yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan persoalan-persoalan
biasanya dibicarakan bersama keluarga, ahli agama, sahabat dan
guru. Tetapi akan lebih efektif apabila dikomunikasikan atau ditangani
oleh ahlinya, yaitu psikolog atau konselor. Cikal bakal pertumbuhan
bimbingan dan konseling di Indonesia salah satunya adalah pergerakan
pendidikan Taman Siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara, beliau
menanamkan sifat-sifat nasionalisme kepada para pelajar. Dari sudut
pandang bimbingan konsep tersebut menjadi dasar bagi pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling untuk menangani masalah besar
melalui pemberantasan buta huruf dengan dijiwai semangat pancasila
dan UUD 45 membantu siswa agar dapat berprestasi. Hal ini yang
menjadi fokus utama dalam bimbingan.
Layanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia dikenal sejak tahun - Resmi dan diberlakukan dalam kurikulum pada tahun 1975,
disempurnakan kembali dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan
layanan bimbingan karir didalamnya. Selanjutnya dalam era Lepas
landas yang memiliki makna sebagai tahap pembangunan yang ditandai
dengan kehidupan nasional atas kemampuan dan kekuatan sendiri
khususnya dalam aspek ekonomi. Era lepas landas ditandai dengan
14 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
keberadaan dan berkembang atas dasar kekuatan dan kemampuan
sendiri. Manusia lepas landas adalah manusia mandiri secara utuh yang
ditandai dengan mental yang kokoh, disiplin, dan integrasi nasional.
Perwujudannya nampak dalam kemampuan menghadapi tekanan
zaman baru yang berdasarkan peradaban komunikasi informasi.
Jika di Indonesia Bimbingan dan Konseling berada pada setting
pendidikan formal maka di Amerika Serikat tempat asal mula lahirnya
guidance and counseling justru lahir dari pendidikan non-formal.
Bimbingan dimulai pada abad 20 di Amerika ditandai dengan
didirikannya Vocational Bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons, dikenal
sebagai bapak bimbingan dan konseling (the father of guidance) yang
menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar
mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan
kelemahan diri dengan tujuan, agar dapat memilih pekerjaan yang
sesuai dan tepat bagi dirinya.
Konseling sebagai cabang dari psikologi merupakan praktik
pemberian bantuan kepada individu. Kepercayaan masyarakat dan
prestise yang dicapai konselor dalam membantu konseli merupakan
gambaran keseriusan bantuan dan sebagai upaya kemanusiaan yang
dilakukan untuk mengembangkan kemadirian setiap individu.
Psikologi Konseling 15
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Jika kita berbicara tentang profesi maka yang ada dalam pikiran
adalah sebuah pekerjaan. Namun tidak sesederhana mengucapkannya,
bahwa jika telah memiliki sebuah pekerjaan apapun jenisnya itu adalah
sebuah profesi. Banyak persyaratan yang dituntut dari sebuah bidang
pekerjaan yang masuk pada kategori Profesi. Hingga saat ini sebagian
masyarakat masih belum memahami profesi psikolog, psikiater, dan
konselor, bahkan ada sebagian menganggapnya sama.
Padahal, ketiga bidang ilmu (profesi) tersebut memiliki cara kerja,
perspektif, dan pendekatan yang berbeda.
A. Definisi Profesi
Profesi adalah pekerjaan atau bidang pekerjaan yang menuntut
pendidikan keahlian intelektual tinggi dan tanggung jawab etis, mandiri
dalam prakteknya. Carter (2010) dalam kamus “Good’s Dictionary of
Education”, profesi adalah suatu pekerjaan yang meminta persiapan
spesialisasi yang relatif lama diperoleh melalui Lembaga Perguruan
Tinggi dan memiliki kode etik khusus”. Sedangkan Poerwadarminta
(2003) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan profesi
sebagai “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (seperti
keterampilan, kejuruan dan sebagainya). Dalam pengertian ini, dapat
dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan
dengan bermodal keahlian, keterampilan dan spesialisasi tertentu.
Jika selama ini profesi hanya dimaknai sekedar pekerjaan, sedangkan
substansi dibalik makna tersebut tidak terikat pada persyaratan,
Bab 2
Pengenalan Terhadap
Profesi
16 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
maka profesi tidak dapat digunakan untuk menyebut bahwa sebuah
pekerjaan adalah profesi.
Dalam pandangan Vollmer dan Mills (1991) makna profesi ditinjau
dari sosiologis, ia mengemukakan bahwa profesi merujuk kepada
suatu kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sebenarnya
tidak ada dalam kenyataan, tetapi menyediakan suatu model status
pekerjaan yang dapat diperoleh bila, pekerjaan tersebut telah
mencapai profesionalisasi dengan penuh. Selanjutnya ditegas bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi intelektual
dan latihan yang khusus, tujuannya untuk menyediakan pelayanan
keterampilan atau advise terhadap yang lain dengan bayaran atau
upah tertentu (a profession may perhaps be defined as an occupation
based upon specialized intellectual study and training, the purpose of
which is to supply skilled service or advice to other for a definite fee or
salary). Menurut Peter Jarvis yang dikutip dari Cogan (1983) bahwa
profesi adalah suatu “keterampilan yang dalam prakteknya didasarkan
atas struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran atau
ilmu pengetahuan”. Senada dengan pendapat di atas. Selanjutnya
Sutisna (1983) menyimpulkan bahwa profesi yang ideal didukung
oleh beberapa hal seperti: a) dasar teori ilmu yang sistematis, b)
kewenangan profesionalnya diakui, c) ada sanksi dan pengakuan
masyarakat akan keabsahan kewenangannya, d) memiliki kode etik
yang regulative,e) kebudayaan profesional, f) persatuan profesi yang
kuat dan berpengaruh.
Secara terminologis, definisi profesi apabila telah memiliki syaratsyarat
dan ketentuan sebagai berikut: - Profesi harus didukung dengan keahlian khusus, keahlian tersebut
hanya dapat diperoleh dengan mvempelajarinya secara khusus
melalui (pendidikan akademik) - Profesi dipilih karena panggilan jiwa dijalani dengan sepenuh
waktu. Profesi dipilih karena kewajiban, dipilih karena mencintai
pekerjaan tersebut, senang dan ingin ada panggilan untuk
mengabdi - Profesi dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya
universal dan diakui
Psikologi Konseling 17
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Profesi menuntut kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.
Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran
profesi terhadap pengguna - Pemilik profesi memiliki otonomi menjalankan tugas profesinya,
otonomi tersebut teruji, baik oleh rekan seprofesinya atau orang
lain - Profesi memiliki kode etik profesi, sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas profesi - Profesi harus memiliki pangsa, pengguna seperti ada konseli, ada
konsumen, ada pasien - Memiliki organisasi profesi sebagai badan hukum
- Mengenali hubungan profesinya dengan bidang profesi lain.
Pengertian dan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh sebuah
profesi cukup jelas sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua
bidang pekerjaan dapat digolongkan sebagai suatu profesi. Berikut
bidang pekerjaan yang perlu dikenali oleh mahasiswa dan masyarakat
pada umumnya berkaitan dengan psikologi dan konseling, agar dalam
penggunaan dan penempatannya sesuai dengan yang dimaksud,
seperti berikut. 1) psikolog, 2 ) psikiater, dan 3) konselor.
B. Definisi Psikolog
Psikolog adalah orang yang telah menempuh pendidikan, lulus
dan memiliki gelar.S.Pi atau M.Psi. (psikolog). Gelar psikolog yang
mereka peroleh atau mereka pakai karena telah menempuh program
Master dalam bidang tertentu dari psikologi profesi (klinis, pendidikan,
industri-organisasi) kecuali untuk para lulusan psikologi S1 yang lulus
masih dengan gelar Dra. Atau Drs. (program S1 lama, sudah dibekali
setara dengan program S2 saat ini). Sepanjang masa studi, para
psikolog dibekali dengan berbagai teori tentang manusia, dinamika dan
perkembangan, kemampuan untuk melakukan analisis dan psikoterapi
untuk membantu menyelesaikan masalah seseorang atau kelompok.
Asumsi dasar yang medasari kerja psikolog bahwa setiap manusia
memiliki kapasitas untuk berpikir dan menentukan apa yang terbaik
untuk dirinya. Peran psikolog adalah merefleksikan, memberikan
pandangan, serta membuka wawasan berpikir bahkan dalam beberapa
18 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
kasus dapat memberikan arahan bagi konselinya untuk berubah dan
menyelesaikan masalahnya. Dalam praktik psikologi, psikolog tidak
menggunakan obat-obatan seperti halnya dokter, terapi dilakukan
melalui kata-kata. Psikolog memandang manusia sebagai individu
dalam konteksnya dengan lingkungan atau masyarakat. Psikolog
berkompeten untuk melakukan dan menginterpretasikan berbagai
macam tes psikologi, seperti tes IQ, tes minat bakat, tes kepribadian
guna membuat profil klinis, serta berbagai tes lainnya. Tes yang
dilakukan Psikolog merupakan bagian dari upaya untuk memberikan
gambaran psikologis tentang konseli dan atau konseli, sebagai referensi
untuk pihak lain sesuai dengan kebutuhan, misalnya syarat mengikuti
Ujian Nasional, masuk ke perguruan tinggi, mendaftar menjadi calon
legislatif, syarat masuk ke Akademi militer dan Akademi polisi.
C. Definisi Psikiater
Psikiater adalah dokter yang melanjutkan studi S2 dalam bidang
Psikiatri, mendapat gelar Spesialis dalam bidang Kesehatan Jiwa yang
bergelar dr. dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa). Tentu saja berbeda
dengan psikolog, fokus seorang psikiater adalah pada perubahanperubahan
biologis, fisiologis yang terjadi dalam diri individu, yang
menyebabkan atau disebabkan oleh masalah yang dihadapi individu
tersebut. Misalnya seseorang yang mengalami depresi ia membutuhkan
obat anti depresan untuk mengimbangi kadar Neurotransmiter
Serotonin yang tidak seimbang, karena reaksi tubuh sebab-akibat
kondisi depresinya. Asumsi dasar melandasi kerja psikiater adalah
masalah kejiwaan manusia disebabkan karena ketidakseimbangan
fungsi-fungsi fisiologis (hormon, neurotransmiter).
Psikiater dapat menggunakan obat-obatan untuk membantu
seseorang mengatasi masalahnya, tetapi boleh juga tidak menggunakan
obat-obatan tergantung dari ringan atau beratnya depresi yang dialami.
Beberapa psikiater juga dapat memberikan tes psikologi tertentu,
seperti MMPI (Minesota Multiphasic Personality Inventor) yaitu salah
satu tes kepribadian yang sering digunakan dalam kesehatan mental.
Pengujian ini digunakan oleh profesional terlatih untuk membantu
mengidentifikasi struktur kepribadian dan psikopatologi. MMPI terdiri
Psikologi Konseling 19
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
dari 566 pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan
psikologis, serta pengalaman masa lalu dengan pilihan jawaban benar,
salah atau tidak dapat dikatakan. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan MMPI direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi
yang berbeda, yaitu : 1) MMPI-2 dan 2) MMPI Adolescense. Namun
pembahasan tentang salah satu revisi tanpa rujukan pada MMPI yang
pertama. MMPI adalah tes yang paling luas digunakan untuk mengukur
kepribadian.
Dalam tes ini tidak ditentukan trait kepribadian tertentu tetapi
memberikan beratus-ratus pernyataan tes. Kepada beberapa
kelompok individu dan ada pernyataan yanng membedakan antara
satu kelompok dengan kelompok lain sehingga disebut dengan teknik
konstruksi empiris, dimana setiap butir soal memiliki hubungan aktual,
empiris dengan karakteristik kepribadian yang diukur. Misalnya: ada
skala butir soal yang menunjukkan perbedaan antara individu yang
normal dengan paranoia. MMPI-2 (Minesota Multiphasic Personality
Inventory), perkembangan dari MMPI terdiri dari 567 pernyataan
afirmatif benar atau salah. 370 soal pertamanya sama dengan yang ada
dalam MMPI, perbedaannya disediakan respon yang dibutuhkan untuk
memberi skor 10 skala klinis yang asli dan 3 skala validitas. 197 butir
soal tersisa diperlukan untuk menskor seluruh komponen yang terdiri
dari 104 validitas baru yang direvisi dan dipertahankan, serta skala dan
sub skala suplementer yang membangun inventori secara lengkap.
Soal-soal tersebut mencakup banyak bidang, seperti kesehatan umum,
symptom-symptom afektif, neorologist dan motorik, sikap seksual,
politis dan sosial, pendidikan, pekerjaan, keluarga, pernikahan, serta
banyak prilaku neurotis atau psikotis yang dikenal.
Tes neuropsikologi adalah tes untuk melihat keberfungsian syaraf
serta anomali atau adaptabilitas seseorang dalam masyarakatnya, dapat
membantu dokter mengetahui bagaimana kerusakan otak, seberapa
besar mempengaruhi kemampuan untuk berpikir, berkonsentrasi,
memecahkan masalah, atau mengingat. Tes Neuropsikologi
memberikan dokter gambaran keseluruhan dari seberapa baik otak
bekerja. Dokter dapat menggunakan hasil tes untuk menentukan yang
terbaik seperti apakah pengobatan atau rehabilitasi program untuk
pasien-nya. Dokter dapat memberikan rekomendasi pengujian apabila
20 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
pasienya memiliki penyakit yang dapat mempengaruhi otak, seperti;
a) stroke, b) alzheimer, c) demensia, d) tumor otak, e) parkinson, dan
f) epilepsi.
C. Definisi Konselor
Pendekatan yang digunakan konselor mirip dengan psikologi. Fokus
kerja konselor adalah pada individu yang normal tetapi mempunyai
masalah. Orang yang normal bermasalah, berarti mereka yang
sebenarnya memiliki masalah dan tantangan dalam hidup, namun
tidak sampai menyebabkannya mengalami gangguan jiwa serius,
seperti: skizofrenia, depresi dengan gejala psikotik, atau gangguangangguan
jiwa yang ekstrim. Pendekatan yang dilakukan konselor
adalah pendekatan humanistik, konselor memandang setiap manusia
memiliki kapasitas penuh untuk menentukan hidupnya ke arah positif
dan konstruktif. Peran konselor menjadi seorang teman, mentor,
dan pendengar yang baik bagi konselinya. Berbeda dengan psikologi,
konselor tidak dibekali kompetensi yang mendalam untuk menangani
individu atau kelompok yang mengalami gangguan kejiwaan serius.
Di Indonesia, program konselor seolah-olah disisipkan dalam bidang
psikologi, sehingga seorang psikolog juga dapat berperan sebagai
seorang konselor pada saat membantu menangani manusia yang
normal bermasalah.
Konselor bergelar M.K , M.A. in counseling, Kons. Gelar konselor
dapat diperoleh dari program Pendidikan (S.Pd. / M.Pd. Bimbingan
dan Konseling) yang melanjutkan spesialisasi dalam bidang Konselor),
atau dari program Teologi. Program Konselor di bawah Fakultas
Psikologi di Indonesia memang belum ada. Di luar negeri, Konselor
atau Counseling Psychology merupakan program yang ada di bawah
Program Studi Psikologi. Itulah sebabnya ada beberapa konselor
yang bergelar M.A. (Master of Arts). Psikolog dapat berperan sebagai
seorang konselor ketika menangani manusia yang normal bermasalah.
Cara kerja konselor dan psikolog berbeda penekanan dan dalam proses
belajarnya juga berbeda.
Ada beberapa tes psikologi dapat dilakukan konselor tetapi
tidak semua tes psikologi dapat dilakukan oleh seorang konselor
Psikologi Konseling 21
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
yang sudah mendapatkan pelatihan di bidang tes. Tes psikologi yang
digunakan didasarkan atas kebutuhan memahami peserta didik,
atas dasar pemahaman tersebut konselor dapat menyusun program
untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Keseluruhan hasil pemeriksaan psikologis digunakan untuk keperluan
bahan diagnostik (baik diagnostik tentang kesulitan belajar atau
diagnostik kesulitan pribadi lainnya). Bahan informasi dalam layanan
penempatan pemilihan program khusus, pemilihan kelanjutan studi,
pemilihan lapangan kerja dan penempatan lainnya. Bimbingan dan
Konseling menggunakan tes dalam proses konseling sebagai upaya
untuk memperoleh tambahan data atau informasi dari konseli. Adapun
jenis instrumen Bimbingan dan Konseling secara umum digunakan di
sekolah sebagai berikut: - Tes intelegensi; secara umum tes intelegensi mengukur kemampuan
individu dalam berpikir abstrak atau lisan, bilangan, dan simbol
abstrak. Tes IQ yang biasa digunakan adalah Tes Binet Simon. Tes
Binet Simon adalah tes inteligensi pertama yang dibuat oleh Alfred
Binet dan Theophile Simon tahun 1904. Departemen Pendidikan
di Perancis. Tes ini menyajikan pertanyaan- pertanyaan yang
sederhana, yang menghendaki berbagai kemampuan mental anakanak.
Pertanyaan-pertanyaan itu disusun dan disajikan dari yang
soal yang paling mudah hingga soal yang paling sulit. Banyaknya
pertanyaan yang dapat dijawab merupakan skor “mental age”,
yang biasa disingkat sebagai MA. Tes ini kemudian direvisi oleh
Lewis M. Terman di Stanford University Amerika Serikat tahun - Selanjutnya dikenal sebagai the Stanford Binet Test. Revisi
ini dimaksud untuk menyesuaikan tes dengan bahasa dan budaya
Amerika. Pada revisi Stanford , Mental Age (MA) dibandingkan
dengan usia kalender anak atau C A (chronological age) untuk
mendapatkan nilai IQ. - Tes kepribadian; untuk menganalisis kepribadian seperti checklist,
inventori kepribadian dan teknik proyektif. Kepribadian yang biasa
digunakan adalah MMPI (Minnesota Multiphasic Personality
Inventories). MMPI adalah tes kepribadian yang paling luas
digunakan dan paling dalam diteliti dan dipandang sebagai tes
kepribadian terkemuka dan digunakan pada subyek yang normal
22 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Tes bakat; tes bakat digunakan untuk mengukur kemampuan
individu dalam mengungkapkan kecakapan dan keterampilan
tertentu. Tes bakat yang biasa digunakan adalah tes DAT
(Differential Aptitude Test). Perangkat Tes Bakat terdiri atas; berpikir
verbal (Verbal Reasoning), kemampuan numerikal (Numerical
Ability), berpikir abstrak (Abstract Reasoning), berpikir mekanik
(Mechanical Reasoning), relasi ruang (Space Relations), kecepatan
dan ketelitian klerikal (Clerical Speed dan Accuracy), pemakaian
bahasa I (Language Usage I), pemakaian bahasa II (Language
Usage II) - Tes minat; tes minat diberikan untuk membantu individu
mengembangkan self-awareness, mengidentifikasi dan
menganalisis alternatif okupasional. Salah satu instrumen tes
minat adalah Career Decision Making System (CDM) . CDM
dikembangkan oleh T.F.Harrington dan A.O’Shea berdasarkan teori
Holland dan di kembangkan menjadi tipe-tipe okupasi diantaranya:
Crafts (Realistic) Scientific (investigative), Arts (Artistic); Business
(Enterprise), Clerical (Conventional) dan Social (Social). CDM
digunakan untuk mengukur minat jabatan siswa SMP hingga orang
dewasa - Tes prestasi; tes prestasi belajar berkaitan dengan tingkat
pengetahuan, keterampilan atau pencapaian suatu bidang,
sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi prestasi siswa,
mengelompokkan siswa menurut tingkat pengetahuannya dan
memberikan informasi pada orang tua tentang kelemahan dan
kelebihan bidang akademik anaknya - Tes kreativitas; tes kreativitas adalah tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, unik,
dengan cara-cara yang baru yang hasilnya berguna bagi diri sendiri
dan juga orang lain. Misalnya tes dari Torrance untuk mengukur
pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking : TTCT) yang
mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Sudah ada yang
diadaptasi untuk Indonesia, yaitu tes lingkaran (Circles Test ) dari
Torrance.
Psikologi Konseling 23
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Tes psikologi yang digunakan atas dasar kebutuhan untuk
memahami peserta didik, atas dasar pemahaman tersebut maka
konselor membuat dan program untuk mengoptimalkan potensi
yang dimiliki peserta didik. Keseluruhan hasil pemeriksaan psikologis
menjadi dasar diagnostik (diagnostik kesulitan belajar dan diagnostik
kesulitan pribadi) untuk menjadi bahan informasi dalam layanan
penempatan pemilihan program khusus, pemilihan kelanjutan studi,
pemilihan lapangan kerja dan penempatan lainnya.
Dalam praktik pelaksanaan proses layanan psikiater, psikolog dan
konselor dapat berkolaboratif atau bekerja sama dalam menangani
berbagai masalah konseli, dan pemecahan masalah individu atau
kelompok secara holistik. Misalnya, ketika seseorang mengalami
gangguan tidur, kepada siapa ia harus berkonsultasi? Jika gangguan
tidur tersebut serius sehingga membuatnya sulit berkonsentrasi dan
berbicara, maka terapi obat-obatan sangat diperlukan, namun terlebih
dahulu konsultasikan dengan dokter psikiater. Setelah terapi obat
efektif, tubuh dan pikirannya akan siap untuk diajak berbicara dan
berpikir selanjutnya baru dibicarakan masalah yang dialami dapat
berkonsultasi pada psikolog atau konselor. Dengan demikian orangorang
yang mengalami gejala psikologis tidak dapat berkonsentrasi dan
berpikir secara jernih, mereka memerlukan bantuan psikiater untuk
mendapatkan obat-obatan sebagai langkah pertamanya. Kemudian
berkonsultasi untuk menyelesaikan dan menghadapi masalahnya
dengan seorang konselor. Seorang profesional akan merujuk, mereferal
konseli, pasien kepada profesi yang terkait dengan masalahnya jika
masalah yang dialami konseli perlu penanganan secara medis atau
psikologis mendalam.
E. Perbedaan Guru BK dan Psikolog
Jenjang Pendidikan guru Bimbingan dan Konseling serta Psikolog
24 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Tabel 3
Bidang Garapan Guru BK dan Psikolog
NO
PROFESi PEKERJAAN
GURU BiMBiNGAN DAN KONSELiNG
(KONSELOR SEKOLAH) PSIKOLOG
1 Minimal pendidikan sarjana strata 1
(S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan (PPB), Bimbingan
Konseling (BK), atau Bimbingan dan
Penyuluhan (BP)
Sarjana psikologi yang telah
menjalani pendidikan profesi
(berhak membuka praktek)
2 Aspek ruang lingkup gerakan guru
BK pendidikan
Aspek ruang lingkup gerakan
psikolog pendidikan
3 Aspek tugas guru BK menempati
bidang pembimbingan siswa dalam
keseluruhan proses dan kegiatan
pendidikan, yaitu pengembangan
diri peserta didik yang sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, dan kepribadian peserta didik
di sekolah/ madrasah
Membantu sekolah secara
keseluruhan, sehingga menjadi
lebih efektif dalam mendukung
kebutuhan khusus dari murid dalam
pendidikan, mengembangkan
prosedur perilaku yang efektif,
dan mengembangkan kebijakan
lebih efektif dalam rangka
meningkatkan kinerja dan kualitas
sekolah
4 Aspek Lapangan Pekerjaan guru BK
khusunya dalam konseling di bidang
pendidikan, tetapi juga merambah
bidang industri dan organisasi,
penanganan korban bencana, dan
konseling secara umum di masyarakat
Psikolog adalah Manajer Training
and Development, Psikolog Sekolah,
dan Konsultan Pendidikan
5 Aspek Efek Terhadap Anak Didik guru
BK mengembangkan hal-hal yang
terdapat dalam diri anak didik secara
optimal agar dapat mengoptimalkan
potensinya bagi dirinya sendiri,
lingkungan, dan masyarakat umum
Psikolog meningkatkan
atau mengembangkan kehidupan
anak secara positif
Psikologi Konseling 25
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
NO
PROFESi PEKERJAAN
GURU BiMBiNGAN DAN KONSELiNG
(KONSELOR SEKOLAH) PSIKOLOG
6 Tanggung jawab guru BK membantu
peserta didik secara psikologis. Guru
BK melakukan advokasi terhadap
peserta didik yang mengalami
permasalahan agar tidak berakibat
Tugas dan peran dari psikolog
tergantung pada tempat dimana
ia bekerja. Contoh, psikolog klinis,
bekerja di rumah sakit, puskesmas,
atau membuka praktek bersama
dengan dokter.
7 Pada kemajuan pendidikannya.
Advokasi yang dilakukan berkaitan
dengan isu bullying, tidak
percaya diri, prestasi akademik
rendah, mengalami masalah
keluarga. Umumnya guru BK akan
memberikan arahan psikologis dan
mental yang dapat membawa kondisi
peserta didik menjadi lebih tenang
sehingga dapat fokus belajar. Tugas
Guru BK selain hal di atas adalah
memahami kemampuan, minat,
bakat, kepribadian peserta didik,
untuk dapat mengarahkan citacitanya.
- Psikolog klinis melakukan upaya
preventif terhadap munculnya
gangguan jiwa, memberikan
bantuan untuk penyembuhan,
membentuk prilaku sehat
secara perorangan atau
kelompok dan meningkatkan
perkembangan jiwa, kualitas
hidup individu dan kelompok.
Masalah- masalah yang dialami
adalah kecemasan, tidak
percaya diri, kenakalan remaja,
keluarga yang kurang harmonis,
atau masalah anak ditangani
oleh psikolog. - Psikolog pendidikan, biasanya
bekerja dan ditempatkan di
sekolah dari berbagai jenjang
(play group hingga SMA).
Psikolog pendidikan memiliki
tugas dalam merancang
kurikulum pendidikan yang
disesuaikan dengan usia
perkembangan anak. Selain
itu, psikolog pendidikan
berperan melakukan monitoring
prilaku peserta didik di
lingkungan sekolah, keluarga
ataupun masyarakat melalui
komunikasi dua arah dengan
orang tua anak
26 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
NO
PROFESi PEKERJAAN
GURU BiMBiNGAN DAN KONSELiNG
(KONSELOR SEKOLAH) PSIKOLOG - Psikolog industri organisasi,
memiliki keahlian dalam
industri/ organisasi bertugas
pada divisi Sumber Daya
Manusia (SDM) dari suatu
perusahaan. Tugas dan peran
dari psikolog industri organisasi
melakukan proses rekruitmen
karyawan, mengembangkan
sumber daya perusahaan (misal
dengan mengadakan pelatihan
internal untuk karyawan),
merancang dan mengevaluasi
sistem kebijakan perusahaan,
hingga melakukan proses
evaluasi kinerja karyawan
Psikologi Konseling 27
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Pendapat para pakar tentang psikologi seperti Crow and Crow, yang
mengemukakan bahwa Psichology is the study of human behavior and
human relationship. Kemudian Plato dan Aristoteles mengemukakan
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta
prosesnya sampai akhir. Sedangkan menurut Woodworth dan Marquis,
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari aktivitas individu sejak dari
dalam kandungan dan hubungannya dengan alam sekitar hingga akhir
hayatnya. Senada dengan pendapat sebelumnya Koffka berpendapat
bahwa, psikologi adalah prilaku makhluk hidup dalam hubungannya
dengan dunia luar.
A. Kajian Manfaat Psikologi Konseling
Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan bahwa makna yang
dipelajari adalah tingkah laku manusia, interaksi manusia dengan
alam, baik yang human relationship atau yang bukan manusia, seperti
hewan, iklim, kebudayaan dan sebagainya. Psikologi yang dimaksud
adalah human relationship yang digunakan sebagai upaya untuk
memudahkan proses konseling.
Kajian psikologi konseling dan manfaat yang dapat diberikan konselor
pada konseli dalam menunjang perjalan hidup seperti memandu,
menyembuhkan, memfasilitasi, memodifikasi, merekonstruksi,
mengembangkan, meng-komunikasikan, dan mengorganisasi. Berikut
bahasan kajian dan manfaat yang dapat dipetik dari penyelenggaraan
konseling:
- Upaya memberi panduan (guiding): Pada proses awal ini konselor
tidak boleh memaksakan pemikirannya pada konseli. Bantuan
diberikan tanpa ada unsur paksaan, konseli diberi kebebasan
Bab 3
Manfaat Konseling
28 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
berpikir dan merasa serta memberikan pandangan. Disisi lain
konselor memberikan gambaran refleksi diri konseli terkait dengan
permasalahan dan memandunya agar dapat menyelesaikan
masalah dengan baik dan benar. Memandu dilakukan dengan
memberi rangsangan yang merupakan pertukaran cara pandang
antara konselor dengan konseli untuk menuju pemahaman
bersama dalam menyelesaikan masalah - Memfasilitasi (fasilitating): Konselor berperan sebagai fasilitator
saja yang tidak mencampuri pengalaman-pengalaman konseli atau
mengganggu kepribadian konseli. Memfasilitasi berarti percaya
bahwa individu mampu mengarahkan dirinya sendiri. Fasilitasi
dilakukan dengan memberikan dukungan, dan mendorong konseli
untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan yang positif untuk
dirinya. Konselor memfasilitasi konseli agar dapat mengeksplor
dirinya sendiri dan tidak memberikan pengarahan langsung.
Perspektif memfasilitasi menggunakan pendekatan yang berpusat
pada konseli. memberikan suatu dorongan semangat agar konseli
menyelesaikan masalahnya. Konselor percayai konseli mampu
mengarahkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan bantuan yang tersedia dari orang-orang
terdekatnya. Kegiatan ini tidak diarahkan secara langsung oleh
konselor tetapi melalui pernyataan tersirat. - Upaya menyembuhkan (healing): Konseling adalah sebuah proses
menyembuhkan yang berdasarkan pada sejarah psikoterapi yang
dilakukan secara ilmiah dan spiritual. Konsep dasar menyembuhkan
berasal dari keyakinan spiritual masyarakat didukung oleh bentuk
penemuan (eksperimen ilmiah) yang mampu mempengaruhi
psikologi manusia sebagai terapi. Contoh; Misalnya proses
meditasi, exorcism bagi orang yang kerasukan dan dalam ilmiah
ada hipnotis, guided imagery, dan sebagainya. Diadaptasi menjadi
psikoterapi singkat dan konseling psikoanalitik. - Memodifikasi (modifying): Melakukan perubahan terhadap
prilaku individu. Prilaku yang tidak sesuai diubah menjadi yang
lebih baik dengan pendekatan yang mengutamakan pemahaman
untuk menyelesaikan masalah. Modifikasi prilaku diawali dengan
kesediaan, keterbukaan, dan keterpahaman tentang apa yang
harus diubah, mengapa, bagaimana agar perubahan tersebut
dapat dicapai.
Psikologi Konseling 29
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Rekonstruksi (reconstructing): Kaitannya dengan metode behavioral
kognitif, seseorang diarahkan menuju interpretasi baru terhadap
makna persepsi, motivasi, dan belajar. Psikologi perkembangan
memperluas minat kepada psikologi kognitif terhadap moral serta
kognisi sosial. Rekonstruksi kognitif dengan psikologi kepribadian
mengkonseptualisasikan kepribadian, menekankan peran mediasi
pada pengalaman manusia. - Pengembangan (developing): Psikologi konseling memperhatikan
perkembangan manusia. Perkembangan manusia berkembang dan
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal serta perubahan
struktural lainnya. Perspektif perkembangan diartikan bahwa
manusia akan tumbuh efektif terjadi interaksi yang sehat dengan
lingkungannya - Mempengaruhi (influencing): Suatu proses perubahan yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain seperti sikap, prilaku,
dan perasaan. Proses konseling adalah pengaruh sosial, dimana
konselor memberi tuntunan tentang bagaimana cara mengontrol
prilaku yang buruk diubah, dikontrol menjadi lebih efektif. Proses
psikologi konseling akan mempengaruhi prilaku seseorang dan
pada saat konseling, konselor akan menawarkan sebuah metode
kontrol diri yang baru agar interaksi dirasakan lebih maksimal - Mengkomunikasikan (communicating): Komunikasi dilakukan
untuk melibatkan diri dalam interaksi, komunikasi digunakan juga
untuk melakukan klarifikasi, dalam rangka memahami konseli
dan masalahnya. Komunikasi memiliki banyak tipe tergantung
pada konteksnya. Komunikasi yang baik menjadi dasar dari setiap
interaksi untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi yang baik
antara konselor dan konseli harus ada keterbukaan dan saling
mendengar - Mengorganisasi (organizing): Mengorganisasi untuk membantu
konseli menentukan keputusan, bertindak, bertanggungjawab
terhadap keputusannya, sehingga mampu mengubah apa yang
seharusnya diubah. Relasi dengan lingkungan eksternal dapat
diubah dengan mengorganisasi perubahan- perubahan seperti
apa yang diinginkan.
30 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Menurut Surya (2003) manfaat lain yang diperoleh mempelajari
psikologi konseling adalah menjadi landasan dalam perencanaan
memasuki profesi konselor, mengembangkan diri sebagai konselor
profesional dan menemukan konseling sebagai karir. Konseling sebagai
“Helping Profesional” membutuhkan konselor yang memiliki jiwa yang
kuat untuk menolong orang lain.
B. Memanfaatkan Hypnotherapy Dalam Trauma
Psikologis
Di era sulit seperti saat ini banyak cerita yang meninggalkan
ketakutan bila berpergian sendiri dengan membawa sejumlah uang
atau benda. Tindakan kejahatan yang kelihatan halus dan tidak
memaksa justru dapat terjadi di keramaian. Seseorang yang dihampiri
oleh orang yang tidak dikenal tetapi berpura-pura kenal lalu disapa
dengan ramah diajak ngobrol, dipandu untuk menyerahkan dompet,
perhiasan kepada seseorang yang tidak dikenal. Setelah pria tak
dikenal tersebut pergi, baru ia menyadari bahwa ia telah ditipu. Semua
dilakukannya dalam keadaan terhipnotis. Membaca kejadian tersebut
seolah-olah hipnotis adalah sesuatu yang buruk digu- nakan sebagai
cara untuk melakukan kejahatan. - Hypnotis Sebagai ilmu
Ilmu hypnotis dikenal pada abad 18, Franz Anton Mesmer adalah
tokoh yang memperkenalkan ilmu hypnotis seorang ilmuwan Austria.
Metode ini lahir dari teori pikiran bawah sadar yang dipopulerkan
oleh Sigmund Freud dan Carl Jung. Kemudian dipopulerkan oleh
James Braid, Charcot, Liebault, Bemheim, Sigmund Freud, Clark Haul.
Hypnotis diyakini sebagai seni daripada klenik. Hypnotis, adalah seni
mensugesti, seni komunikasi, seni mengubah tingkat kesadaran, dan
seni eksplorasi alam bawah sadar. Ilmu hypnotis, menciptakan rasa
tenang pada seseorang, tingkat kesadarannya akan berubah. Sebagai
terapi psikis yang dapat mengeksplorasi alam bawah sadar seseorang,
ilmu hypnotis sangat bermanfaat digunakan untuk menanggulangi
stres pada masyarakat yang terkena bencana alam. Pasca terjadinya
bencana pasti akan meninggalkan trauma yang hebat bagi penduduk
Psikologi Konseling 31
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
yang tertimpa bencana tersebut. Trauma akan menyisakan stress
hebat Gangguan Stress Pasca Trauma (GSPT). Therapi dapat dilakukan
dengan pemberian obat-obatan atau melalui psikotherapy (therapy
psikis). Salah satu therapi psikis, adalah hypnosis. Hypnosis dapat
dilakukan pada individu dan kelompok.
Berdasarkan pengalaman klinis, induksi diberikan oleh orang
yang berpengalaman, untuk mengeluarkan memori traumatik yang
tersimpan di otak, therapi kelompok akan sangat efektif dilakukan,
seperti yang dilakukan majelis pada kelompok-kelompok doa, dimana
pesertanya menangis bersama-sama, menyesali perbuatannya,
menyadari bahwa dirinya bersalah, kurang bersyukur sambil
memanjatkan doa permohonan dipimpin uztad atau kyai atau therapis
yang berpengalaman. Proses seperti itu adalah induksi hypnotik, para
peserta dalam kelompok mengalami proses abreaksi yaitu proses
material trauma nir-sadar, dibawa kembali ke alam sadar. Pada
keadaan ini seseorang tidak hanya mengingat tetapi menghidupkan
kembali material traumatik dan disertai respon emosional yang
sesuai. Setelah proses abreaksi berakhir, peserta merasa menjadi
ringan, nyaman dan merasa terangkat perasaannya disertai dengan
hilangnya rasa duka mendalam yang dirasakan selama ini, hipnosis
memperkuat konsentrasi. Pada saat konsentrasi, hipnosis memindah
konsentrasi otak dan aliran darah dari bagian otak yang disebut “Gyrus
Frontalis” tempat menyimpan memori permanen dan otak berpikir
menghantarkan ke arah “Gyrus Cinguli, Amydala dan Hippocampus”.
Ketiga bagian terakhir ini menyimpan memori jangka pendek, memori
belajar dan memori sedang yang mengandung muatan-muatan emosi.
Termasuk muatan emosi traumatik. Jika keadaan GSPT berlangsung
kronik dan menetap setelah lebih dari 3 bulan, sangat sulit untuk
kembali seperti semula. Apalagi jika pasien memiliki kepribadian yang
rapuh sebelum sakit dan dukungan sosial yang tidak mendukung
pascatrauma. Therapy hypnosis pascatrauma, seperti yang dilakukan
pada korban pasca gempa dan tsunami di Aceh.
Hebert Spiegel dan Daniel Spiegel, adalah dokter psikiater Stanford
University Amerika mengenalkan teknik hypnosis untuk GSPT dalam
hipnotherapi dengan Teknik Layar, konseli dalam keadaan terhipnosis
memvisualisasikan kejadian traumatik di layar bayangannya, seolah32
Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
olah mereka sedang melihat peristiwa yang dialami seseorang di
televisi bayangannya pemerannya adalah konseli itu sendiri. Namun
perlu juga diketahui apabila menginginkan hasil yang cepat justru akan
mengakibatkan therapis dan konseli kecewa pada keyakinan palsu
dan akan kehilangan obyektifitas. Pengukuran penggunaan therapy
indikatornya adalah pada obyektifitas penilaian dari kriteria-kriteria
yang ada. Mengacu pada gangguan psikiatri, kategori sembuh total,
apabila setelah terapi, konseli bebas gejala selama 1.000 hari atau 3
tahun. (dokter Arya Hasanuddin/PPDS Psikiatri, International Society
of Hypnosis)
Dalam bimbingan konseling hipnosis dapat digunakan sebagai
salah satu metode terapi. Hipnotherapi adalah sebuah kegiatan
therapi yang dilakukan oleh seorang konselor pada konseli dalam
kondisi hypnosis dengan memberikan sugesti penyembuhan
(hypno-therapeutic). Sejalan dengan kecepatan perkembangan
ilmu psikologi pada masa kontemporer, hypnotherapy dapat dirujuk
menjadi sebuah metode therapi yang cukup populer digunakan oleh
psikoterapis karena caranya yang unik. Hypnotherapy terbukti dapat
membantu manusia mengatasi berbagai gangguan psikis dalam waktu
relatif singkat dengan tidak memberikan efek samping. Beberapa
penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk membuktikan
fungsi hypnotherapy sebagai sarana yang ampuh untuk membantu
kehidupan manusia kearah yang lebih baik. Namun Hypnotherapy
bukan therapy yang digunakan untuk menyembuhkan kerusakan otak
akibat benturan benda keras dan bukan pula untuk menyembuhkan
orang yang sakit mental (orang gila). Hypnotherapy adalah salah satu
alat metode yang digunakan untuk membantu orang normal tetapi
mereka sedang mengalami masalah psikologis. Mereka membutuhkan
bantuan untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya. Kadang secara
sadar orang dapat berbohong atau memanipulasi keterangan yang
diperlukan oleh psikolog. Dengan mempelajari hipnotherapi, seorang
psikolog akan belajar berbicara dengan konselinya tidak hanya secara
sadar, dan alam bawah sadar.
Dengan belajar hypnotherapy, konselor dan psikolog akan
mendapatkan data dan keterangan yang lebih akurat, lebih mudah
membaca, menganalisa, karakter konseli yang datang untuk menjalani
Psikologi Konseling 33
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
therapy. Manfaat lainnya adalah therapis akan tahu bagaimana
berbicara dengan konseli yang sebenarnya mungkin memiliki masalah
yang sulit untuk diselesaikan dengan cara ia berkomunikasi, melalui
pemilihan kata-kata yang tepat konseli diberikan penguatan dan merasa
optimis. Hypnotherapis upaya membelajarkan dan membesarkan hati
konseli, membantunya yakin dan kuat untuk merasa lebih baik dari
kondisi sebelumnya. Seringkali seseorang tidak menyadari akar dari
masalah yang sedang mereka hadapi, seorang Hypnotherapy dapat
memodifikasi tingkahlaku konseli dari berbagai kondisi emosional.
Seseorang yang mempunyai kasus tertentu disarankan untuk
melakukan hipnotis sebagai upaya penyembuhan khususnya bagi
orang- orang yang menyimpan trauma masa kanak-kanak atau Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD). Mereka menjalani kehidupan penuh
dengan beban, rasa sakit dan ketakutan. Trauma yang belum sembuh
akan terus mepengaruhi pola pikir, prilaku secara negatif, sekalipun
kadang-kadang tidak mereka sadari.
Contoh :
a. Korban kekerasan seksual sehingga mempengaruhi masa
dewasanya tumbuh menjadi seorang yang introvert, sulit
membangun relasi positif dengan orang lain
b. Tentara yang menghadapi situasi konflik di medan perang atau
daerah konflik, ketika kembali ke kehidupan aman, di rumah
menjadi orang yang sering gelisah, emosi meledak-ledak mudah
marah
Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang
mengalami trauma adalah bersedia menjalani hypnotherapy. Sedangkan
psikologi konseling untuk membangun ulang adalah implementasi
teori behavioristik dan kognitif. Konseli diarahkan oleh konselor
untuk membangunkembali kemampuankognitifnya. Kemampuan ini
diarahkan kepada reinterprestasi dari psikologi eksperimental. Setelah
sesi konseling selesai diharapkan konseli mendapatkan persepsi yang
lebih baik dalam menjalani hidup. Bisa dipastikan bahwa stres dialami
oleh hampir semua orang dan adakalanya stres tersebut membutuhkan
bantuan dari orang lain. Disinilah peran psikologi konseling akan sangat
membantu. Psikologi konseling juga menjadi salah satu alternatif
kegiatan untuk menurunkan tingkat stress yang apabila tidak ditangani
34 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
dengan baik oleh therapis akan berakibat pada kerusakan jiwa atau
gangguan psikis yang justru akan sulit dirubah atau disembuhkan.
Hypnotherapis yang bekerja untuk konseli akan melakukan hypnosis
sehingga konseli merasa dalam kondisi rileks dan terfokus pada pikiran
bawah sadarnya sehingga apa pun yang terjadi di sekitarnya tidak akan
mengganggu. Selanjutnya therapis akan memancing memori yang
tersimpan jauh di dalam pikiran bawah sadar konseli agar hadir muncul
ke kembali. Memori yang penuh dengan emosi dan kejadian traumatis
akan dinetralkan lewat pemberian sugesti-sugesti. Misalnya, konseli
diberi sugesti untuk memaafkan, mengampuni, melupakan. Konseli
juga akan disugesti agar memahami bahwa masalah yang terjadi bukan
disebabkan oleh dirinya. Memori tidak tiba-tiba hilang, tetapi ia akan
tersimpan dalam kenangan tetapi konseli akan memiliki persepsi dan
perasaan yang lebih positif terhadap memori tersebut. - Penyebab Trauma
Penyebab terjadinya trauma akan berpengaruh terhadap fisik dan
psikis, beberapa bentuk gangguan yang dapat mempengaruh sikap
prilaku individu sebagai berikut:
a. Faktor internal (psikologis) adalah
- Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, disebabkan
kegagalan mekanisme adaptasi bereaksi dengan fungsifungsi
kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan keteganganketegangan,
sehingga muncul gangguan fungsi struktur dari
satu bagian, organ, atau sistem mental. Merupakan totalitas
kesatuan ekspresi proses mental patologis terhadap stimuli
sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor sekunder lainnya - Kepribadian yang lemah sehingga kurang percaya diri, rendah
diri, melankolis - Terjadinya konflik sosial budaya karena norma yang berbeda
antara dirinya dengan lingkungan masyarakat. - Pemahaman yang salah sehingga menimbulkan reaksi
berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) atau
sebaliknya merasa rendah diri (underacting)
Psikologi Konseling 35
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
b. Faktor eksternal (fisik) - Faktor orang tua sosialisasi dalam kehidupan keluarga, seperti
terjadi kekerasan yang meninggalkan luka fisik - Kejahatan atau perbuatan yang biadab mengakibatkan trauma
fisik dalam bentuk luka pada badan dan organ tubuh korban.
Sikap sesorang pada saat menghadapi kekalutan mental, mengarah
pada dua arah; a) positif, jika trauma (luka jiwa) disikapi dengan positif
dan mengambil hikmah dari kejadian yang dihadapinya, dengan
bermunajad kepada sang Khalik, b) negatif, bila trauma yang dialami
tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, tekanan batin melakukan agresi, emosi yang tidak terkendali
dan cenderung melakukan tindakan balasan, regresi, reaksi yang
primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dan lain-lain),
fiksasi, membisu, memukul- mukul dada, proyeksi melemparkan
atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain, indentifikasi, menyamakan diri dengan sesorang yang sukses
dalam imajinasi, (kecantikan diri dengan artis film, kekayaan dengan
konglongmerat dan sebagainya).
Secara umum trauma adalah sebuah gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan mengatasi persoalan hidup yang berat dan harus
tetap dijalaninya, sehingga orang yang mengalami trauma bertingkah
laku tidak wajar.
- Mengenal Hypnotis
Mengenal hypnotis sebagai eksplorasi bawah sadar adalah
penting agar tidak menimbulkan persepsi atau pandangan yang selalu
negatif dengan therapi ini. Hypnotis (Hypnotism) untuk pertama kali
dikenalkan oleh seorang dokter yang bernama James Braid pada tahun
1795-1860. Sebelum nama Hypnotis orang- orang Yunani mengenalnya
dengan istilah Mesmerism atau Magnetism. Hypnos itu sendiri adalah
nama dewa orang Yunani, sebutan untuk dewa tidur. Namun Hypnotis
tidaklah sama dengan tidur sebagaimana nama sebutan untuk dewa
bangsa Yunani, karena orang yang tidur bisa dipastikan ia tidak
dapat merespon dan menyadari kegiatan atau mendengar suarasuara
disekitarnya. Sedangkan orang yang di hypnotis masih dapat
36 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
mendengar dan merespon suara-suara terutama dari orang yang
mengajaknya berbicara (Therapis)
Berbagai persepsi atau tanggapan atas Hypnotis sebagaimana yang
dikemukakan oleh para akhli sebagai berikut :
- Hypnotis adalah sebuah kondisi yang menyerupai tidur yang
dikondisikan oleh therapis kepada seseorang yang di hypnosis agar
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dan lebih mudah untuk
menerima sugesti - Sebagai sebuah seni untuk mengetahui alam bawah sadar orang
yang dihypnotis - Hypnotis juga adalah sebuah cara atau teknik untuk mempengaruhi
orang lain agar mau mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang
yang memberikan hypnotis (therapis)
Selain persepsi dan tanggapan yang dikemukakan para pakar,
hipnosis adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan
ketenangan dan kejernihan pikiran sehingga siapapun yang sedang
dalam therapi akan masuk ke dalam alam pikiran bawah sadar. Kondisi
pikiran sedang fokus dan kondisi kesadaran yang meningkat, dalam
proses hypnosis, dimana konseli akan merasa sangat rileks dan fokus.
Dalam situasi therapi konseli dapat menerima sugesti untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Hypnotis adalah salah satu media yang digunakan
dalam hypnotherapi.
a. Perbedaan Hypnotis dan Hypnotherapi
Hypnotis dan hypnotherapi memiliki makna yang berbeda.
Bayangkan jika anda menjalani konseling psikologi kemudian anda
sharing tentang masalah anda pada psikolog yang menangani
anda. Proses sharing ini dinamakan media yang digunakan dalam
konseling psikologi. Begitu juga analoginya dengan proses hipnotis
dalam hipnotherapi. Seseorang yang melakukan hipnotis dapat
mengarahkan seseorang masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya,
namun belum tentu mereka menjadi seorang hypnotherapis. Hypnotis
hanya dapat membuat seseorang merasa rileks dan fokus sehingga
mudah menerima sugesti seperti berhenti merokok atau mengurangi
kecemasan. Sedangkan dalam hypnotherapy seseorang akan diminta
Psikologi Konseling 37
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
menggali kekehidupan masa lalunya untuk memproses trauma yang
menghantui, menyembuhkan trauma.
Hipnotherapis bertanggung jawab untuk melakukan hipnotis,
untuk mencari akar trauma psikologis, dan menetralkan atau
mengubah persepsi seseorang terhadap suatu kejadian traumatis
yang menyebabkan masalah prilaku. Sebuah ilustrasi, tentang seorang
konseli yang mengalami trauma masa kecil karena sering menyaksikan
pertengkaran orang tuanya dan berakibat dengan perceraian. Setelah
dewasa, ia menjadi takut membangun hubungan dengan orang lain
sehingga selalu gagal dalam menjalin hubungan kasih dengan pacarnya.
Hal ini disebabkan karena alam pikiran bawah sadarnya, menyatakan
takut peristiwa perceraian orang tuanya akan terulang pada dirinya.
Kekerasan yang dilakukan orang tuanya membekas dan dijadikan solusi
penyelesaian karena cara yang dilihat dan dipelajari dari orang tuanya
seperti itu pada saat menyelesaikan masalah. Namun, kadang-kadang
trauma masa kecil tidak disadari konseli sehingga dia hanya merasakan
frustasi akibat kegagalan dalam membina hubungan dengan pacar.
Biasanya konseli tidak mampu mengendalikan emosi karena tidak
menyadari apa penyebab amarahnya sehingga mudah terbakar.
Setelah konseli berhasil memproses dan menetralkan memorinya,
hypnotherapis akan membantunya untuk mengubah pola prilaku yang
dihasilkan oleh kenangan buruk masa lalu. Konseli disugesti untuk
membuka diri dan mempercayai orang lain. Konseli diberi sugesti
untuk mengendalikan emosinya, dengan menarik napas panjang
ketika amarah mulai meluap. Sebagian masyarakat percaya pada mitos
yang dipopulerkan oleh media TV atau media hiburan bahwa orang
yang dihipnosis akan kehilangan kendali terhadap dirinya sendiri. Ini
berarti orang yang menghipnotis dapat memerintahkan seeseorang
untuk melakukan apa saja yang disuruh, tidak terkecuali menyerahkan
harta benda atau mengungkapkan rahasia. Mitos ini tidak benar.
Faktanya, ketika seseorang tersebut menjalani hypnotis, ia masih
dapat mengendalikan pikiran dengan aktif dan penuh. Sebaliknya
hypnotherapis tidak dapat melakukan cuci otak atau pengendalian
pikiran. Kenyataannya, seseorang tersebut harus menanamkan sendiri
sugesti-sugesti yang diberikan oleh hipnotherapis.
38 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING
Proses hypnotis akan memudahkan proses ini, namun jika
seseorang tersebut menolak sugesti dari hipnotherapis, maka tidak
akan ada perubahan yang terjadi di dalam pikiran bawah sadar.
Hypnotherapi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan mental yang
profesional melalui pendidikan khusus dan bersertifikat hipnotherapis.
Hypnotherapy adalah sebuah penyembuhan dengan metode hypnosis.
Hypnotis yang digunakan untuk membantu kesembuhan atau
perubahan jadi lebih baik. Dalam kehidupan beraktivitas, disadari atau
tidak manusia pernah mengalami apa yang disebut dengan hypnotis
atau Hypnosis, contoh, Ketika dalam melakukan aktivitas mengerjakan
sesuatu, membaca, memasak dan sebagainya pikiran terpusat pada
benda dan aktivitas tersebut. Biasanya seseorang tidak menyadari
jika ada yang menyapa atau memanggilnya. Atau ketika sedang
menyaksikan suatu kejadian unik, seseorang merasa tegang, sedih,
haru hingga menangis, kondisi yang sedang berlangsung tersebut
adalah hypnoptis dalam kategori ringan.
Untuk mengetahui ilmu tentang hypnotherapi berikut ini akan
dipaparkan tentang jenis-jenis hypnotherapi agar secara sederhana
dapat di dilihat bahwa dalam kehidupan manusia pernah merasakan
hypnotherapi khususnya dalam upaya penyembuhan penyakit baik
dilakukan oleh dokter sebagai seorang tenaga medis atau dilakukan oleh
pakar hypnotherapi psikolog, konselor yang bersertifikat sebagai berikut:
- Hypnotherapi Clinical; out Of Body Experience OOB, OOBE atau
kadang disebut OBE dan dalam bahasa Indonesia atau bahasa
sebagian daerah disebut sebagai Meraga Sukma. adalah pengalaman
rasa terangkat, terapung atau pada sebagian orang percaya
dengan kata tubuh halus keluar dari tubuh kasar. Sadar ataupun
tidak sadar pada dasarnya seseorang melakukan hal tersebut.
Hypnotherapi clinical adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk
menyembuhkan gangguan mental dan meringankan gangguan
fisik. Hypnotis bersentuhan secara langsung terhadap penyebab
munculnya masalah, dengan cara mencari dan mengupayakan
penyembuhan melalui hypnotherapi - Medical Hypnosis; dilakukan oleh para medis (dokter), yaitu dokter
gigi dan dokter spesialis bedah untuk menghilangkan rasa sakit
dengan melakukan anestasi (obat bius)
Psikologi Konseling 39
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Comedy Hypnosis; dikenal juga dengan istilah stage hypnosis
karena biasanya dilakukan di atas panggung, sekalipun demikian
comedy hypnosis dapat dilakukan ditempat umum seperti di mall,
kampus dan ditaman. Hypnotis diberikan hanya untuk konsumsi
hiburan semata. Jenis comedy hypnotis sering ditayangkan
sebagai salah satu program stasiun TV dan membuatacara ini
disukai, adanya program acara comedy hypnosis mengurangi
imej negatif tentang hypnotis, saat kata hypnotis didengar, tidak
ada lagi opini negatif. Seseorang yang menjadi peserta dalam
stage hypnosis telah memberikan izin untuk dihipnotis. Artinya
ia setuju untuk mengikuti permainan dalam sebuah pertunjukan
oleh seorang hypnotherapis. Kuncinya apabila dia menolak secara
tidak langsung seseorang tersebut menolak untuk dihipnotis maka
terapis tidak akan melanjutkan therapi. Teknik ini adalah teknik
yang paling mudah dikuasai, Anda hanya butuh beberapa jam
untuk mengetahui teknik ini, namun saya rekomendasikan untuk
mengikuti pelatihan langsung untuk dapat mengoptimalkannya.
Melihat pertunjukan hypnotis, mungkin ada rasa takut, karena
melihat seorang dengan mudah dapat mengendalikan orang lain,
sesungguhnya tidak demikian. Jika diri sendiri mengizinkan untuk
dikendalikan, hypnotis akan berlangsung namun jika menolak
hypnotis tidak akan berhasil - Forensic Hypnosis; Biasanya dilakukan oleh polisi, atau orangorang
dengan tugas sebagai penyidik yang menyelidiki kasus-kasus
kejahatan sebagai upaya mendapatkan informasi dari korban
dan para saksi kejahatan. Megapa harus saksi atau korban yang
dihypnotis? Metode ini tidak dilakukan pada tersangka, karena
akan sulit atau bahkan tidak akan berhasil seperti yang diharapkan.
Biasanya tersangka akan menolak untuk dihipnotis. Sekalipun
dalam proses hipnotis, pelaku masih saja dapat berbohong karena
alasan ini pula maka, hipnotis hanya efektif dilakukan kepada
para saksi ataupun korban untuk mengungkap suatu kejahatan.
Digunakan teknik regresi atau hypernesia agar seorang saksi atau
korban dapat menceritakan kejadian dengan sangat rinci. Kasus
kejahatan biasanya sering menyisakan trauma sehingga korban
atau saksi merasa cemas, takut untuk mengungkapkan fakta
sebenarnya,
40 Psikologi Konseling
PENTAS GRAFIKA
PUBLISHING - Methapisical Hypnosis; Hypnotis dilakukan untuk meneliti
fenomena metafisik komunikasi dengan inner self, meditasi.
Fenomena hypnotis metafisika, membantu menemukan dan
memecahkan misteri dari sebuah kejadian metafisika
Hypnoterapi secara legal diakui oleh beberapa negara sebagai
salah satu alat dan metode dalam pemberian therapi kesehatan. Proses
pelaksanaanya dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : - Melalui interview atau wawancara; sebagaimana halnya
pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam therapy atau
hypnotis therapis mengawalinya dengan percakapan therapis dan
konseli. Percakapan dilakukan untuk mengetahui dan memahami
permasalahan konseli dan upaya menjalin hubungan yang lebih
dekat agar konseli berani dan secara terbuka menyampaikan
semua permasalahannya - Induksi dan Deepening; induksi sebagai upaya mengarahkan
konseli agar siap untuk memasuki proses hypnoterapy. Sedangkan
deepening apabila kondisi konseli telah benar-benar siap memiliki
somnabulism sebagai kondisi yang ideal untuk mengikuti therapy - Therapy Pikiran; Saat konseli sudah masuk pada kondisi ideal
untuk pelaksanaan hypnotherapy, pemberian sugesti pada pikiran
konseli dapat dilakukan dengan menggali akar permasalahan.
Namun jangan terburu-buru melakukannya karena teknik induksi
hanya sebagian teknik mengarahkan konseli, khusus pada konseli
yang mengalami trauma masa lalu yang berat diperlukan teknik
lainnya seperti chair therapy, forgivness dan time line therapy.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan maka Hypnosis adalah
penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterima atau
tidaknya suatu sugesti atau ide, jika seseorang sudah berada dalam
kondisi hipnosis maka akan sangat mudah untuk memasuki alam
bawah sadarnya dan memberikann sugesti positif untuk berbagai
keperluan, membentuk dan menanamkan nilai dan keyakinan
baru pada seseorang, kunci untuk mengakses dan memanfaatkan
kekuatan pikiran manusia
Psikologi Konseling 41