BUKU Cookies and cream terbitan Pentasgrafika/ variabelprint
Cookies & Cream Karya Tsanny Callista Nispawidjaya Copyright 2022,
Tsanny Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved
PENERBIT:Pentas Grafika
EDITOR:Lulu Tasya Ismaya
No. ISBN:
ALAMAT PENERBIT:Pentas GrafikaJl. Kalibaru Barat No.68 Jakarta 10630
- FORSASAGAAnd for the love they received from you THANKS TO1. My everlasting love Allah SWT. Thank You for what is and what was. And for the possibility of will-be as well, thanks for letting me feel Your love in every kind of form. Thank You.2. Papa Mama for the beautiful life <3 thanks for our lovely peaceful warm home <3 and since Abang now have his own lil family i wanna thank Abang Kak Lia Filio Bapak Ibu & Bimo jugaa :D3. The Nispawidjaya & Keluarga Siregar! Sayang banyak-banyak untuk my relativeeeess <333333333 om tante teteh2 kakak adik sepupu keponakan ailovuuuu4. Bangtan!! 사랑한다!! 김남준 김석진 민윤기 정호석 박지민 김태형 전정국 BTS!! Thank you for always trying to inspire and to always being so thoughtful! :’)5. April my suhu… si detail-oriented, si pekerja keras, si tulus. terima kasih sudah banyak membersamai… :’) let’s share the same dream even 10 or 20 years from now 6. Intan rk & isnani bude… geng rahasia negara WKWKW my first go-to huhuhu terima kasihHHHH! Your natural kindness is everything to me7. Pari-pari ninja!!! 10 years and still counting! Regytha Levian, Krisdianto Toro, Salsabilla Audy, Intan Ramadhani and Larasati Anggrainiiii! Geng yang sudah melewati banyak badai tapi tetep aja bisa bikin ketawa ak bangga punya temen kayak klen para calon orankg zukzeis :8. SMA loveliesss genk Reply1998 Lulu Ica Cheryl Aina Ana Ani Dian ilovu never a dull moment with u geys kek kalo abis ktemu tu pala pusing krn energiny abiez hmppphhh ko bsa gtu sie9. Nada Gila otak belah 2 ku, curiga jaman belum lahir dulu kykny waktu pembagian garis takdir gw ama u datengnya barengan ampe lika-liku hidup kta bnyak sma ny @ dhhh10. Viraaarrr! Long-lost soulmate! Thanks for AAAALLLL the things we’ve shared to each other it taught me so many things. The laugh and cry, everything! <311. Particular friends I Love The Most kalian harusnya nggak masuk urutan no.11 this thanks-to-list order doesn’t do justice in my heart: Fathia my positive fellaaa, Mela manusia terbaik seantariksa, Saniyyah & Meta tmptku tertawa dan mencurahkan penat, salsuu vountaen my softie but not really <3, Sardib my almost-everything jaman kuliahh, Yusnita Squarepants guru haluku : n masi banyak lagi aaa semoga kalo baca tpi gada namanya ga marah y hix aaa :’(— Special Section —TERIMA KASIH PARA PECINTA SASAGAA Setelah segala ketidakyakinan, akhirnya novel sasaga lahir ke dunia T.T All the sleepless nights n doubts doesn’t mean anything when I remember each of your support :’[ Terima kasih BANYAAKKK HUHUHU!Bukan hanya section “Thanks To”, THIS WHOLE NOVEL is for you, I made this just for you. Kalian yang ngikutin dari jaman baca ini di internet know for sure tujuankuuu… Aku nggak bosen untuk bilang I want this book to be like a reaching hand, to make you feel like you’re not alone. Aku harap buku ini bisa jadi salah satu penguat atau sekedar peneman kamu keluar dari rasa takut atas kesendirian kamu :’D semangaaattt! heheOk, enough of me! Now I present to you my story: The Proposal. Enjoy! “Nggak bisa… Ah…”Keringat mulai membasahi pelipisnya.“Capek…”Sampai terpejam ia kehabisan energi.“Nggak kuat…”Pundaknya naik turun sampai ia kelelahan.Kalau kalian pikir adegan ini berlatar di ranjang kamar ti-dur, maaf, kalian salah.Rena, Sasa, dan Sherin sedang berada di kafe salah sa-tu mall sore itu. Bukan main keadaan sekeliling mereka ramai de-ngan para pengunjung mall yang lain. Di saat mayoritas berceng-kerama penuh canda tawa, di meja paling pojok tempat Sa-sa and the genk duduk justru ada Rena yang sedang menangis.Maaf ya, chapter pertama langsung berurusan dengan a-ir mata saja.“Gue nggak bisa sumpah…”“Udah Mba… Tenang…” sedari tadi Sasa dan Sherin me-nenangkan istri Eugene itu. Tak pernah sekalipun mereka meli-hat Rena bersedih, sekalinya Rena menunjukannya ia menangis berjam-jam di hadapan mereka.Ibu kandung Rena baru saja meninggal tiga bulan lalu, se-telah menderita sakit satu tahun pasca suaminya yang seling-kuh. Sebenarnya Rena sudah mengikhlaskan kepergian ibunya, ia juga sudah merelakan ayahnya yang terpincut pelakor beru-mur belia. Hanya saja hari itu Rena sedang sendu karena sudah berhari-hari Eugene meninggalkannya sendiri perkara harus di-nas ke Bali beberapa hari.“Gue nggak bisa…” begitu melankolis Sasa melihat Rena menangis sejadi-jadinya.Tak bisa dipungkiri, psikis Rena sempat terganggu saat mengetahui masalah perselingkuhan ayahnya. Namun selama ada Eugene di sampingnya, pria itu selalu pandai menenang-kannya. Makanya sekali saja Eugene berada jauh darinya, Rena kelimpungan bagai anak kecil kehilangan mainan kesayangan.“Kalo aja Cecil nggak lagi ujian sekolah, gue udah cuti ikut Eugene ke Bali.” Rena mengelap ingusnya.Sasa dan Sherin memang sudah niat menemani Rena usai pulang kantor sebagai permintaan Saga. Saga yang ikut dinas ke Pulau Dewata itu diceritakan oleh Eugene bahwa belakangan ini Rena mudah merasa sedih jika ditinggal sendiri. Berhubung Sasa memang memiliki waktu luang, ia memberi tahu Sherin untuk mengajak Rena jalan-jalan terlebih dahulu. Ajakan itu pun tentu diiyakan oleh Rena, berhubung anaknya juga sedang les balet sampai pukul delapan malam nanti.“Gue tuh sebenernya nggak apa-apa, guys. Asli.” Rena mengucek matanya yang mulai membengkak. “Cuma gue jadi trauma ninggalin cowok sendirian, paham nggak sih?!”“Iya… Ngerti, ngerti…” Sasa berkata sambil membantu Rena menyeka keringatnya. Sungguh, tangisan Rena sampai membuat bulir-bulir keringat keluar di dahinya. “Gue tuh udah ngikhlasin kepergian nyokap gue—ba-nget—karena dia kasian sakit-sakitan terus. Bokap gue juga u-dah kelewat tua, hartanya udah diatasnamakan anak-anak. Itu si Arista tai pelakor bokap gue nggak bakal bisa utak-atik aset ge-de keluarga gue, cuma numpang jajan duit bokap aja perbulan. Jadi gue pun bodo amat ngeliatnya.” Rena mengipas wajahnya dengan tangan. “Cuma tuh Eugene di Bali sendirian…”Emosional lagi Rena mengucapkannya.Padahal kalau dipikir-pikir, besok juga Eugene akan pu-lang. Bahkan Saga cerita pada Sasa, jika mereka bisa pulang ma-lam itu juga pasti mereka akan pulang. Jelas saja para suami-sua-mi itu lebih memilih tidur dengan istri masing-masing daripada harus sendirian di hotel dengan bayang-bayang hantu leak ka-dang masuk ke kepala. Namun tetap saja Rena uring karena tak bisa ditinggal suaminya sendirian.Emangnya Koko mungkin selingkuh ya? Di Bali kan cuma kerja…Baik Sasa dan Sherin sama-sama berpikir demikian. Na-mun karena mereka tahu bisa saja kekhawatiran Rena muncul a-kibat rasa trauma, jadi pertanyaan itu tidak mereka lontarkan.“Udah… Lo minta Koko sering berkabar sama lo aja Mba, biar lo tenang…”“Udah… Tapi gue masih takut…” Rena memerlihat-kan chatnya dengan Eugene ke hadapan Sasa dan Sherin.Buset? Menahan tawa mereka melihat rentetan foto di dalam Whatsapp itu. Sederetan chat di sana hanya berisi Eugene mem-beri info terbaru mengenai kondisinya di Bali kepada Rena. Segini dikabarinnya masih belum tenang juga? (Genie♥): Ayangkuuu (Genie♥): Foto laut: Aku rapatnya di pantai gitu tau, seruu :* (Genie♥): Ayang bebeeb (Genie♥): Foto tumpukan kertas: Rapatnya membuat aku mengantuk (Genie♥): Ayang cantiiik? (Genie♥): Foto Eugene di depan pintu: Aku sedang membuka gagang pintuSaga boro-boro kayak begini. Mau diganggu ngechat lagi kerja aja udah bersyukur.Sasa jadi paham mengapa Rena kerap cemburuan de-ngan Eugene. Bagaimana tidak? Pria itu memang kocak pera-ngainya.Lucuan suami gue sih, tetep. Ego Sasa berkata demikian.“Nggak mungkin kenapa-kenapa Mba… Ilangin aja piki-ran jeleknya…” Sherin di lain sisi berbicara demikian dengan Rena. Memang betul sih, dari banyaknya kemungkinan yang a-da, Eugene menyelingkuhkannya adalah kemungkinan yang pa-ling tidak mungkin.Sasa jadi baru tahu kalau kekurangan Rena adalah over-thinking yang berlebihan. Ia pikir ucapan menyakitkan dan emo-si sumbu pendek wanita cantik itu sudah menjadi sifat terbu-ruknya. Pernah dulu di kantor, Rena melabrak seorang anak ma-gang karena ketahuan mengirim foto bugil ke Eugene. Wah, ha-bis anak itu dipermalukan di kubikelnya. Sampai-sampai perem-puan itu mengundurkan diri tak lagi menampakkan batang hi-dungnya di depan mereka.Pernah juga dulu mereka sedang mengantre menonton konser bersama-sama. Tiba-tiba barisan pasangan Saga, Eu-gene, dan Jon diselak oleh segerombolan mas-mas berbaju punk. Tak ada takutnya Rena membentak pemuda berisi tujuh orang itu.“ANTRI SANA DI BELAKANG! KAMPUNGAN LO!” kurang lebih seperti itu teriakannya.Dari sekian banyaknya kejadian serupa, Eugene sendiri sih santai saja. Pokoknya Rena deh yang punya job desc jadi cewek galak. Orang-orang juga biasanya tepuk tangan karena Rena pasti memarahi pihak yang salah.“Emang juara dah istri gua.” biasanya usai adu mulut Eu-gene langsung memijat punggung Rena sambil memberinya mi-numan, bagai pelatih gulat memberi semangat kepada atletnya. Eugene itu memiliki pribadi yang santai, chill, bertengkar sih tak pernah menjadi opsi dalam hidupnya. Jadi bertemu de-ngan Rena yang emosinya mudah tersulut, kombinasi mereka berdua benar-benar menggambarkan “Barbar girlfriend – ‘You go’ boyfriend” kalau kata anak muda zaman sekarang.Makanya, Sherin dan Sasa justru bingung melihat si can-tik malah sendu sore itu. “Bokap gue yang udah gembrot nggak jelas aja masih bi-sa dapet cewek umur 25 tahun, gimana gue nggak takut si Eu-gene tau-tau dibawa mimi-mimi di sana…?”“Nggak lah… Koko kan baik…”“Lagian si Arista sih anjing banget bikin gue trauma.” Re-na menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya bagai sedang relaksasi yoga. “Nih lu bayangin aja ya, bokap gue tuh nggak per-nah main cewek seumur hidupnya. Cuma pas ketemu si Arista tai ini mereka buat ortu gue pisah, sampe nyokap gue sakit-sakitan, sampe bokap gue rela cerai sama nyokap gue! Secinta itu dia! Ba-yangin!”Rena menyalakan kipas angin kecil yang sengaja Sasa ba-wakan untuknya.“Semenjak nyokap gue meninggal tuh pegangan gue cuma Eugene! Gue SELALU sama Eugene! Jadi kerasa banget in-secure nya sekarang kalo nggak ada dia…”DrrrttttTepat sekali saat itu yang dibicarakan menelepon video Rena. Ponsel yang berada di atas meja kayu itu pun langsung Re-na ambil secepat mungkin. “Halooo.”Lega sekali Sasa dan Sherin mendengar nada suara Rena langsung membaik tatkala mengangkat telepon Eugene. Tele-pon itu juga berlangsung cukup lama, membuat teman-teman Rena memiliki waktu bermain ponsel dan mengabari pasangan masing-masing. Ga aku lagi sama mba renaa ;( (Saga♥): Sedih banget ya cerita dia? Iyaa huhu 🙁 Kayak yang kamu ceritain ke aku 🙁 Aku jadi bersyukur tauu keluarga kita a-man2 aja 🙁 Kasian ih mba rena keliatannya trauma ba-nget 🙁 jadi insecure gitu Koko nya harus se-ring chat diaaa Aku baca chat dia sama Koko kan ya… Ya-ampun untung Kokonya perhatian ba-ngeetttt mau bangetttt dia ngirim update lagi ngapain Lagi kerja mau digangguuu, lagi rapat mau ngechaattt Aduh baik banget dehhhh (Saga♥): Nggak kayak gue ya bro? Iya bro(Saga♥): Tapi dia nggak bisa bikin proposal tuh Sasa tanpa sadar tertawa. Y dh si paling proposal(Saga♥): wkwkwk(Saga♥): Btw dah maem blum Beluumm. Kamu?(Saga♥): Beluum, nanti malem aja (Saga♥): Sa btw… kamu harus tau(Saga♥): Jangan bilang2 Rena ya Wkwk apa tuh!!!(Saga♥): Koko di sini digenitin tau tadi malem (Saga♥): Wkwkw KOK BISAA WKWKW(Saga♥): Aduh lucu banget Sa(Saga♥): Dia niatnya mau cerita ke Rena pas udah di jkt aja(Saga♥): Soalnya lagi jauh takut mikir yg nggak2 Rena nya (Saga♥): Jadi aku lagi makan sama dia berdua (Saga♥): Emang kita juga iseng sih (Saga♥): Tempat makannya agak kayak bar gt(Saga♥): Terus Koko digenitin(Saga♥): Terus kamu tau nggak?(Saga♥): Supaya berenti digangguin (Saga♥): Dia pura-pura jadi pacar aku :)NGAKAK BANGEEETTTTTTT…Belum sempat Sasa membalas pesan Saga, Eugene yang sedang teleponan dengan Rena mengalihkan perhati-annya.“Aku mau ngobrol sama Sasa – Sherin dulu dong sebe-lum matiin telfon. Guys! makasih banyak udah nemenin Rena ya…! Maaf emang nyusahin dia anaknya!”Tertawa Sherin dan Sasa mendengarnya. “Nggak apa-apa Ko, malah seru! Kangen udah lama nggak kumpul!”Berbasa-basi sebentar, akhirnya telepon itu pun dimati-kan. Huh… lega sudah Rena ditelepon sesi sore oleh Eugene. “Gimana…? Udah mendingan belum?”“Atau masih mau ditangisin lagi Mba? Nggak apa-apa ka-lo mau lanjut!”Bukannya menitikan air mata, Rena justru memeluk dua teman yang duduk di depannya itu. “Guys, seriusan makasih ba-nget ya…”“Heleh… Upin-Ipin banget peluk-pelukan begini—”“Ih serius makasih banget! Bener kata Eugene, gue tuh nyusahin—”“Yaelah santai aja kali Mba…!”Setelahnya Sherin bahkan langsung berusul mengajak mereka karaoke. Sempurna! Memang teman seperti itu yang Re-na butuhkan.♫ Mari semua dansa denganku! Dekap aku dan hanyut-kanku! ♫Dari lagu Aura Kasih sampai lagu galau Kerispatih semua mereka nyanyikan. Masuk ke lagu Korea pun mereka berjing-krak-jingkrak.Baik Sasa, Sherin, Rena ataupun anak-anak unit BPM tahu betapa berharganya mereka untuk satu sama lain. Semakin de-wasa, rasa-rasanya sulit mendapat teman baik tanpa memen-tingkan kepentingan pribadi. Maka itu mereka yang kedekatan-nya jauh lebih erat dari saudara sendiri membuat mereka merasa beruntung Tuhan memberikan rezeki berupa kerabat dekat.Sluuurp!Usai karoke pun mereka langsung membeli es krim di ke-dai yang tak jauh dari tempat mereka berada. Memesan dua rasa stroberi dan satu rasa vanilla dengan topping cookies, mereka lalu duduk di bangku tunggu kedai yang tak jauh dari kasirnya.“Sekali lagi, thank you so much ya guys…” Rena berujar. “Apalagi lo Sher… Suami lo lagi di Jakarta kan?”“Santai Mba… Jek hari ini lembur kok!”“Oalah bagus kalo gitu!” Rena menatap Sasa. “Kalo lo, anak-anak gimana Sa?”“Anak-anak lagi di rumah Ibu dari kemaren. Biasa lah e-mak-emak, nguasain cucu mulu bawaannya. Kayak nyokap lo du-lu Mba.”“Ooooh iya iya. Emang begitu!” Rena menunjuk-nunjuk Sasa. “Gue tuh ya Sa, dulu, sama nyokap gue sampe dibilang nggak jago jaga anak! Padahal dianya aja terlalu manjain cucu!”Jadi panjang deh cerita mereka di kedai es krim.Setelah pelayan telah memberikan pesanan mereka, keti-ganya pun bangkit dan berkeliling mall. Masuk ke toko baju, to-ko mainan anak, sampai ke toko alat elektronik.“Kira-kira gue mending nunggu yang terbaru apa ganti HP sekarang ya…?” Rena bertanya saat masuk ke iBox. Keadaan toko itu sedang ramai, namun ketiganya tetap berkeliling meli-hat ponsel-ponsel di etalase.“Yang sekarang kameranya—”Bruk!Rena tak sengaja terbentur ibu-ibu heboh hingga es krim stroberinya mencurat ke baju.Waduh.“Nggak apa-apa kok.” Untung Rena langsung berkata demikian, bahkan sambil tersenyum dengan si ibu. Padahal She-rin dan Sasa sudah takut saja akan ada ucapan tajam keluar dari mulut temannya itu.“Semakin lama nikah sama Eugene gue semakin belajar buat nggak marah di depan umum deh.” Tutur Rena Ketika me-reka sudah berjalan keluar toko. “Eugene orangnya nggak mau cari ribut banget kan, makanya gue lama-lama belajar begitu ju-ga.”“Iya Mba, gue liat-liat lo udah nggak se-barbar dulu.”“Iya kan? Dulu mah gua galak banget!”Hingga tiba-tiba, di waktu yang sama, langkahannya ter-henti begitu saja.Tap!Matanya jatuh pada wujud seorang wanita yang berdiri di depan sana.“Kenapa Mba?”Rambut seleher, sedang berpelukan sambil dicium pipi-nya oleh seorang pria. Mengenakan baju seksi dan menyender-kan badan ke punggung pria yang memeluknya.“Anjing.”“Weh? Ada apa Mba?”Sherin dan Sasa jadi menjatuhkan pandangan ke arah yang sama.“Itu bukan bokap gue, anjing.”Rena tak menjawab pertanyaan Sherin saking ia kaget-nya. Sungguh ia tidak menyangka bisa dipertemukan dengan simpanan ayahnya di depan mata. Asyik bermesraan dengan pri-a lain berperawakan masih muda, pula!“Dia sama siapa, anjing?!” Menitip es krimnya pada Sasa, Rena pun langsung melangkah cepat ke arah kedai minuman bo-ba itu. “Sher, videoin gue. Sekarang.”“Mba, itu Arista?”Sasa masih sempat-sempatnya bertanya. Mana sempat Rena menjawab, ia saja sudah menguncir rambutnya untuk per-siapan adu gulat.“Mba—itu siap—”“ARISTA ANJINGGGGG!!!”Dalam kecepatan cahaya Rena berlari dan menjambak keras-keras rambut Arista sampai-sampai si model brand kosme-tik itu terkulai. “CEWEK MURAHAN PERBULAN DAPET EMPAT PULUH JUTA DARI BOKAP GUE MASIH KURANG AJA LO NGEN-TOOOOOTTTT!!!!!!!”Karaoke dan semua tangisan Rena tadi bahkan tak bisa mengalahkan betapa leganya emosi Rena keluar detik itu me-narik rambut Arista. Amarah Rena yang terpendam mengingat ibunya menangis, sedihnya melihat ibu sakit seorang diri tanpa suami, hingga pedihnya Rena mencoba mengikhlaskan diri bah-wa mungkin Arista dan ayahnya saling mencintai, semua ber-tumpah ruah dalam setiap detik jambakan Rena di kepala Arista.“BOKAP GUE LO JADIIN ATM BERJALAN SAMPE NYO-KAP GUE SAKIT-SAKITAN NGGAK TAUNYA LO MALAH CIUM-CI-UMAN SAMA COWOK LAIN BANGSAAAATTTTT!!!!”“Ga…” di Bali, mata Eugene terbelalak lebar saat satu jam setelahnya video Rena menjambak Arista itu viral di internet. “Lo harus liat cewek kita…”Bukan diunggah oleh Sherin yang merekam adegan Rena bertemu selingkuhan ayahnya tadi, rupanya banyak pengunjung sekitar yang diam-diam merekam dan menyebarkan peristiwa pertengkaran itu di berbagai media sosial. Mulai dari Rena yang menjambak Arista, Arista berbalik meludahi Rena, sampai akhir-nya Rena menampar simpanan ayahnya itu, di internet semua-nya lengkap dibuat dalam berbagai part-part.“FUCKING SLUT GET A PROPER JOB LONTEEEE!!!”Ditutup dengan Sasa yang menumpahkan es krim cookies nya ke badan Arista, orang-orang yang menonton mereka seca-ra langsung sontak bertepuk tangan. Eugene dan Saga yang se-dang makan malam di restoran pinggir pantai saja sampai meng-anggurkan makanan di depan mereka demi menonton video itu berulang-ulang.“Gila Ko…” Saga geleng-geleng kepala. “Itu beneran Sa-sa sama Rena?”“Oke punya ya istri kita.”“Itu istri Mas?” di belakang mereka, rupanya ada bebera-pa orang yang juga menonton video serupa. Bisa-bisanya mere-ka menguping pembicaraan Eugene lalu menunjuk layar ponsel mereka sendiri menampilkan adegan yang sama. “Kita juga non-ton ini mas, dari tadi.”“Eh? I-iya…”“Wah, istrinya keren Mas…”“Cakep cakep, lagi…”Semenjak itu, langsung terkenal istri Saga dan Eugene di dunia maya.